Suara.com - Upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk terus mengawal karier politik putranya, Gibran Rakabuming Raka, dinilai menjadi pedang bermata dua.
Alih-alih mengamankan posisi sang wakil presiden terpilih, manuver Jokowi justru dianggap menjadi beban yang membuat Gibran terlihat tidak mandiri.
Analisis tajam ini datang dari Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Menurutnya, Gibran yang minim pengalaman masih sangat bergantung pada bayang-bayang kekuasaan ayahnya, sebuah kondisi yang dieksploitasi oleh Jokowi namun berpotensi menjadi bumerang.
Yunarto menyoroti bagaimana Jokowi masih sering pasang badan untuk Gibran, bahkan untuk isu-isu yang seharusnya bisa ditangani sendiri oleh Gibran dan timnya.
Salah satu contoh paling gamblang adalah ketika Jokowi ikut angkat bicara mengenai isu pemakzulan Gibran.
Menurut Yunarto, respons Jokowi tersebut justru merugikan citra politik Gibran.
Hal itu seolah mengonfirmasi bahwa Gibran masih perlu "diasuh" dalam menghadapi kerasnya pertarungan politik di level elite.
"Tindakan Jokowi yang masih membela atau mengomentari isu terkait Gibran (seperti isu pemakzulan) justru membebani Gibran dan membuatnya terlihat masih 'dimomong' oleh ayahnya," tegas Yunarto dalam sebuah podcast Gaspol yang diungkap di YouTube dikutip pada Jumat (18/7/2025).
Lebih dalam, Yunarto menganalisis bahwa manuver komunikasi Jokowi ini bukanlah untuk konsumsi publik atau netizen semata. Pernyataan seperti soal pemakzulan adalah "satu paket" merupakan sinyal keras yang sengaja dikirimkan kepada para elite politik.
Baca Juga: Curiga Eks Rektor UGM Mendadak Cabut Ucapan soal Ijazah Jokowi, Refly Harun: Berbohong atau Diancam?
"Naluri Jokowi sebagai seorang ayah dan politisi ulung mendorongnya untuk tetap melakukan 'jap-jap kecil' meskipun sudah tidak menjadi 'petinju' aktif, yang ditujukan bukan untuk netizen melainkan untuk elit politik," jelasnya.
Pesan di baliknya bisa dibaca sebagai sebuah peringatan: "Jangan main-main dengan Gibran, karena yang kalian hadapi adalah saya (Jokowi)."
Ini adalah cara Jokowi untuk memastikan pengaruhnya tetap relevan dan Gibran tetap aman di lingkar kekuasaan.
Namun, di sinilah letak masalah yang lebih besar. Yunarto menyebut fenomena ini sebagai puncak dari "miskalkulasi politik" yang telah dilakukan Jokowi sejak beberapa tahun terakhir.
"Mas Toto berpendapat bahwa Jokowi mengalami miskalkulasi politik, bukan hanya terkait hubungannya dengan PDIP, tetapi juga karena meninggalkan orang-orang yang mendukungnya sejak awal dengan kepentingan yang lebih sedikit," ungkap Yunarto.
Miskalkulasi ini, menurutnya, bereskalasi ketika Jokowi mendorong Gibran menjadi cawapres melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang kontroversial.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Maaf dari Trans7 Belum Cukup, Alumni Ponpes Lirboyo Ingin Bertemu PH Program Xpose Uncensored
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
Pilihan
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
-
Prabowo Mau Beli Jet Tempur China Senilai Rp148 Triliun, Purbaya Langsung ACC!
Terkini
-
Pramono Anung Akui Relokasi Pedagang Pasar Barito Tak Berjalan Mulus: Tak Mungkin Semua Senang
-
Sultan Najamudin Apresiasi Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo - Gibran
-
Survei IYCTC: Kandungan Polusi PM2,5 di Ruangan Merokok Lebih Tinggi Ketimbang Area Tanpa Rokok
-
Hak Reproduksi Dianggap Beban, Komnas Perempuan Desak Reformasi Kebijakan Ketenagakerjaan
-
Prabowo Rayakan Ulang Tahun ke-74, Pesan Menyentuh Ini Jadi Sorotan: Terima Kasih Atas...
-
Terungkap! KPK Masih 'Berburu' Saksi Kunci, Penahanan Noel Diperpanjang
-
Mensesneg Pastikan Pemerintahan Prabowo-Gibran Tak Tetapkan Batas Waktu Evaluasi Kinerja
-
Survei IYCTC: Warga Jakarta Sepakat Wujudkan Kota Bebas Rokok, Termasuk Perokok Aktif
-
Ultah Sederhana Prabowo: Dihadiri Titiek, Dasco, hingga Raffi Ahmad
-
Demo di Depan Trans7 Mampang Usai, Polisi: Lalin Dialihkan Bukan Diblokade Massa