Suara.com - Di tengah pusaran kontroversi ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak kunjung usai, analisis tajam datang dari salah satu figur yang pernah mengkritiknya secara terbuka.
Guru Besar Psikologi UGM, Prof. Koentjoro, menilai polemik ini bisa jadi panggung yang sengaja dimanfaatkan oleh Jokowi sendiri agar tidak "tenggelam" dari sorotan publik.
Meskipun menegaskan keabsahan ijazah Jokowi sebagai alumnus UGM, Koentjoro—yang pernah membacakan Petisi Bulaksumur berisi kritik keras terhadap pemerintah—melihat adanya sebuah "permainan" politik yang lebih besar.
Kredibilitas Koentjoro sebagai suara independen tak perlu diragukan. Ia adalah salah satu wajah utama dari sivitas akademika UGM yang mengkritik keras Jokowi pada 31 Januari 2024 lalu karena dinilai menyimpang dari prinsip demokrasi. Akibatnya, ia mengaku menjadi sasaran serangan buzzer hingga teror.
Namun, dalam kasus ijazah ini, ia memilih untuk membela kebenaran. Baginya, integritas akademik harus di atas sentimen pribadi.
"Saya juga tidak sepenuhnya dukung Pak Jokowi. Ketika saya membaca petisi UGM dulu, saya justru bertentangan dengan Pak Jokowi. Tetapi saya berpendapat, saya sebagai orang UGM yang tahu bahwa Pak Jokowi itu lulusan UGM, maka kebenaran harus saya tegakkan," kata Koentjoro, dikutip dari kanal YouTube Forum Keadilan TV, Senin (21/7/2025).
Sikapnya ini didasari prinsip seorang pendidik. "Meskipun sekarang dalam banyak hal saya masih tidak suka dengan kebijakan Pak Jokowi. Jadi sekali lagi, di mata saya, seorang profesor, seorang guru, salah itu boleh, tapi jangan sampai saya berbohong," tegasnya.
Menurut Koentjoro, desakan agar Jokowi menunjukkan ijazahnya secara terbuka justru menjadi alat permainan bagi dua kubu yang berseberangan.
Namun, ia menyoroti kemungkinan bahwa Jokowi adalah pemain utama dalam kontroversi ini.
Baca Juga: Rinjani Memakan Korban: Guru Besar UGM Ungkap Fakta Mengerikan di Balik Keindahannya
"Apakah justru ini tidak menjadi alat dari Pak Jokowi agar dia tetap bisa tampil di dunia maya ini? Bahwa dia sekarang masih dilihat, didengar, tidak tenggelam oleh keadaan. Jadi saya kira keduanya punya kepentingan dalam kasus ini," tutur Koentjoro.
Ia secara gamblang menyebut bahwa Jokowi sedang "bermain" untuk menjaga eksistensinya di panggung politik nasional. Tanpa polemik ini, sorotan terhadap Jokowi mungkin sudah meredup.
"Justru di sinilah saya katakan, Pak Jokowi di sini bermain. Dia punya kepentingan lain. Nah sekarang, mau tidak kita dipermainkan oleh kedua belah pihak seperti ini? Ini kan Jokowi jadi semakin punya panggung. Kalau tidak ada pertanyaan ini, barangkali dia sudah tenggelam," pungkasnya.
Jangan Terjebak Permainan
Karena itu, Koentjoro mengajak publik untuk tidak terjebak dalam permainan ini. Ia menilai polemik ini sudah saatnya disudahi, terlebih Jokowi sudah menyatakan siap membuktikannya di pengadilan, yang merupakan forum yang sah.
"Jokowi sudah mengizinkan akan membuktikan itu di sidang. Dan itu adalah hak Jokowi untuk menunjukkan itu. Kenapa kita harus memaksa? Bukankah seseorang punya hak untuk menunjukkan atau tidak?" katanya.
Berita Terkait
-
Kasus Keracunan Pengguna Suplemen Blackmores, Ini Penjelasan Pakar UGM
-
Prof. Koentjoro Bela Ijazah Jokowi Asli: Kebenaran Harus Tegak, Meski Saya Tak Suka Kebijakan Dia
-
Mantan KSAD Turun Gunung, 'Maklumat Yogyakarta' Siap Guncang Isu Ijazah Jokowi, Bela Eks Rektor UGM
-
Babak Baru Polemik Ijazah Jokowi: Gema 'Maklumat Yogyakarta' Siap Disuarakan Besok, Ada Eks KSAD
-
Rismon Sebut Ijazah Jokowi Tak Pernah Diverifikasi UGM Saat Pilwakot Solo 2005, Kok Bisa Lolos?
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Pemprov Aceh Surati PBB Minta Bantuan, Komisi II DPR: Tak Usah Diperdebatkan
-
Terungkap, Ada Nama Kakak Najwa Shihab di Grup Mas Menteri Core Team Nadiem Makarim
-
Gubsu Bobby Nasution: Pemerintah Pusat Sangat Membantu Pemulihan Pascabencana
-
Pemprov Aceh Minta Bantuan PBB, Nasir Djamil: Bukan Berarti Pusat Tak Sanggup, Ini Misi Kemanusiaan
-
Kuasa Hukum Kerry Sebut Tak Ada Dakwaan Soal Pengoplosan BBM di Kasus Pertamina
-
Cirebon Dipilih Jadi Titik Strategis Siaga SPKLU PLN Saat Nataru
-
Jaksa Bongkar 3 Nama Titipan Walkot Semarang untuk Nadiem di Kasus Pengadaan Chromebook
-
Jangan ke MA, Mahfud MD Dorong Presiden Ambil Alih Pembatalan Perpol Jabatan Sipil Polri
-
Proyek Chromebook Diduga Jadi Bancakan, 3 Terdakwa Didakwa Bobol Duit Negara Rp2,18 Triliun
-
Inovasi Penanganan Bencana di Indonesia, Tiga Pelajar SMA Memperkenalkan Drone Rajawali