Suara.com - Publik dan penggemar sepak bola nasional kerap bertanya-tanya mengenai kebijakan PSSI dalam menaturalisasi pemain keturunan untuk Timnas Indonesia.
Anggapan bahwa PSSI "menolak" atau menutup pintu bagi pemain baru perlu diluruskan.
Faktanya, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir tidak berhenti, melainkan mengubah strategi menjadi lebih terfokus dan selektif.
Alih-alih menaturalisasi pemain di semua lini, PSSI kini memprioritaskan posisi yang paling krusial dan mendesak untuk diperkuat.
Kebutuhan di Lini Depan
Alasan utama di balik kebijakan selektif ini adalah stok pemain yang sudah dianggap cukup mumpuni di beberapa posisi.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, secara tegas menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah mencari penyerang tajam untuk menambah daya gedor Skuad Garuda.
Menurutnya, lini pertahanan dan tengah sudah memiliki kedalaman skuad yang baik dengan kehadiran pemain-pemain berkualitas.
"Saya sudah sampaikan, mengisi lini depan sudah pasti. Kalau di belakang, tengah, saya rasa kita cukup bisa ada pergantian-pergantian," kata Erick Thohir kepada awak media.
Baca Juga: Timnas Indonesia Jumpa Thailand, Jadi Semifinal Paling Panas di Piala AFF U-23?
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa PSSI tidak lagi melakukan naturalisasi secara masif, melainkan melakukan analisis mendalam untuk menambal kekurangan spesifik dalam tim asuhan Shin Tae-yong.
Dua Penyerang Baru dalam Proses
Sebagai bukti bahwa program naturalisasi terus berjalan, Erick Thohir mengonfirmasi bahwa PSSI tengah memproses dua pemain keturunan baru yang berposisi sebagai penyerang. Kedua pemain tersebut bahkan disebut telah memberikan komitmennya untuk membela Merah Putih.
“Ada dua tambahan yang kami sedang seriusin. Dan sepertinya tadi malam, dua-duanya komit untuk bergabung,” kata Erick pada Jumat, 18 Juli 2025.
Meski identitas kedua pemain tersebut masih dirahasiakan untuk menjaga kelancaran proses, langkah ini menunjukkan bahwa PSSI secara aktif berburu talenta "Grade A" yang bisa memberikan dampak instan bagi kekuatan timnas.
Standar Tinggi dan Persaingan Global
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Viral Karyawan SPPG MBG Jadi Korban Pelecehan, Terduga Pelaku Keluarga Anggota TNI?
-
Siswa Sekolah Rakyat Diam-diam Surati Prabowo, Seskab Teddy Bongkar Isi Suratnya!
-
Ketua DPD RI Ajak Pemuda Parlemen Berpolitik Secara Berkebudayaan dan Jaga Reputasi
-
Diawasi DPR, UI Jamin Seleksi Calon Dekan Transparan dan Bebas Intervensi Politik
-
Kala Legislator Surabaya Bela Adies Kadir dari Polemik 'Slip Of Tonge', Begini Katanya
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan