Suara.com - Bagi banyak perusahaan besar, keberlanjutan kini dianggap sebagai strategi bisnis jangka panjang. Laporan Morgan Stanley menyebut hampir 9 dari 10 perusahaan melihat keberlanjutan sebagai peluang, bukan beban.
Dulu, strategi hijau sering dipandang mahal dan sekadar untuk memenuhi aturan. Sekarang, 88% eksekutif dari Amerika Utara, Eropa, dan Asia Pasifik percaya bahwa keberlanjutan bisa mendorong profit, pendapatan, dan efisiensi biaya.
Lima tahun ke depan, keuntungan utama yang diprediksi berasal dari pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, dan akses ke biaya modal yang lebih rendah. Artinya, perusahaan melihat bahwa menjaga lingkungan juga bisa berarti menjaga keuntungan.
Bagaimana keberlanjutan diukur?
Sebanyak 83% eksekutif mengatakan mereka bisa mengukur return on investment (ROI) dari strategi keberlanjutan seperti halnya investasi lainnya. Keberlanjutan kini dianggap sebagai alat ukur yang sah dalam strategi bisnis.
Meski begitu, tantangannya tetap ada. Biaya investasi masih jadi kendala utama. Sekitar seperempat responden menganggap biaya yang tinggi sebagai tantangan terbesar. Selain itu, ketidakpastian politik dan ekonomi juga dikhawatirkan, terutama di Amerika Utara.
Lalu, apa yang mendorong mereka tetap jalan? Ada tiga faktor kemajuan teknologi, kondisi operasional yang mendukung, dan meningkatnya permintaan konsumen akan produk berkelanjutan.
Namun risiko iklim makin nyata. Lebih dari separuh perusahaan mengalami dampak langsung dari peristiwa iklim selama setahun terakhir. Mulai dari gelombang panas, badai, hingga kebakaran hutan. Dampak terbesar tercatat di kawasan Asia Pasifik.
Meskipun begitu, lebih dari 80% eksekutif merasa perusahaan mereka siap menghadapi risiko iklim ke depan. Keberlanjutan dipandang bukan hanya sebagai cara bertahan, tetapi cara bertumbuh di masa depan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Malut Melejit 34,6 Persen, Ini Daftar Tambang Nikel di Indonesia
“Keberlanjutan tetap menjadi pusat penciptaan nilai jangka panjang,” kata Jessica Alsford, Chief Sustainability Officer Morgan Stanley. “Perusahaan kini berupaya membangun bisnis yang tangguh dan siap menghadapi masa depan.”
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Bongkar Habis! Mahfud MD Beberkan Kejanggalan di Balik Proyek Kereta Cepat Whoosh Era Jokowi
- 
            
              Jadi Penyebab Banjir di Jati Padang, Pramono Minta Tanggul Baswedan Segera Diperbaiki
- 
            
              Jakarta Siaga 25 Hari ke Depan! Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Mengintai
- 
            
              Bobby Nasution Temui Guru Honorer Saling Lapor Polisi dengan Ortu Siswa, Dorong Penyelesaian Damai
- 
            
              Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
- 
            
              Isu Pork Savor yang Beredar di Media Sosial, Ajinomoto Indonesia Tegaskan Semua Produknya Halal
- 
            
              46 Anak SMP Nyaris Tawuran, Janjian via DM Berujung Diciduk Polisi
- 
            
              Roy Suryo Soroti Perayaan Sumpah Pemuda ala Gibran: Sungguh Membagongkan!
- 
            
              Pekan Terakhir BBW Jakarta 2025: Pesta Buku, Keceriaan Keluarga, dan Bawa Pulang Mobil Listrik
- 
            
              Pramono Buka Luas Ruang Inovasi, Pengamat: Patut Diapresiasi