Suara.com - Malam pengajian yang seharusnya sakral berubah menjadi ladang pertumpahan darah.
Bentrokan brutal yang pecah di acara tabligh akbar Habib Rizieq Shihab (HRS) di Pemalang tidak hanya meninggalkan korban luka, tetapi juga pertanyaan besar yang menggantung di benak publik yakni siapa dalang di balik penyerangan ini?
Apakah ini murni gesekan ideologis spontan, atau sebuah aksi massa yang terencana?
Insiden yang menyebabkan sedikitnya lima orang terluka akibat sabetan senjata tajam ini kini memasuki babak baru.
Habib Rizieq Shihab, dari atas panggungnya, telah mengeluarkan ultimatum keras, menuntut negara untuk mengusut tuntas dan menangkap para pelaku penyerangan.
Di balik hujan batu dan teriakan massa, sebuah skenario yang lebih terstruktur mulai terkuak.
Pertanyaan krusial kini bukan lagi apa yang terjadi, melainkan siapa yang menggerakkannya? Lupakan narasi bentrokan spontan.
Fakta-fakta di lapangan justru melukiskan gambaran sebuah operasi yang terencana.
Laporan menyebut adanya 'tangan dingin' pimpinan daerah PWI-LS yang mengoordinir pergerakan.
Baca Juga: Terlibat Bentrok dengan FPI, Ini Sikap Tegas NU terhadap Ormas PWI LS
Bukti paling telak?
Sebuah 'surat permohonan' aksi yang menjadi jejak fisik dari niat untuk mengerahkan ratusan orang.
Pola ini diperkuat dengan adanya titik kumpul terpusat sebelum massa bergerak yakni sebuah taktik klasik dalam aksi terorganisir.
Semua ini mengarah pada satu kesimpulan mengerikan: upaya pembubaran paksa itu memiliki komando.
Aksi yang diawali dengan penolakan ideologis ini telah dipersiapkan, meskipun mungkin tidak ada yang mengantisipasi akan berakhir sebrutal ini.
Bentrokan fisik pecah sesaat sebelum rombongan utama Habib Rizieq tiba di lokasi. Seorang saksi mata, Ahmad (50), memberikan gambaran visual yang mengerikan tentang pertempuran jalanan tersebut.
Tag
Berita Terkait
-
Terlibat Bentrok dengan FPI, Ini Sikap Tegas NU terhadap Ormas PWI LS
-
Siapa Sebenarnya PWI LS? Mengupas Ormas Penjaga Walisongo yang Berani Lawan FPI
-
Di Balik Bentrok FPI di Pemalang: Saat Polemik Nasab Ba'Alawi Tumpah ke Jalan
-
Terungkap! Ada Kesepakatan Damai Antara FPI dan PWI-LS Seminggu Sebelum Ceramah Rizieq Shihab
-
Dijaga Ratusan Aparat, Begini Situasi Terkini Pemalang Usai Bentrok Ceramah Rizieq Shihab
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Papua Memanas! Mapolres Mamberamo Raya Diserang Massa, Banyak Polisi jadi Korban, Apa Pemicunya?
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Swedia Ingin Kurangi Emisi Lewat Pajak Makanan Tak Ramah Lingkungan, Bisakah Ditiru?
-
Siswi MTs Sukabumi Akhiri Hidup, Isi Surat Ungkap Keinginan Pindah Sekolah karena Perilaku Teman
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diusut KPK, PDIP: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015
-
Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Kembali, Bawa Ramalan 'Ngeri': Dunia Dihantam Krisis Besar 2027-2032
-
Kenapa Keputusan Trump Buka Suaka Margasatwa Arktik untuk Pengeboran Minyak Tuai Kontroversi?
-
Parade 11 Purnawirawan Jenderal di Kantor Mahfud MD, Sinyal Darurat Selamatkan Polri?
-
Viral Kepergok Party, Beasiswa KIP-K Mahasiswi UNS Resmi Dicabut
-
Pemprov DKI Sulit Penuhi Subsidi Transjakarta Setelah DBH Dipangkas Pusat, Kini Tarifnya Bakal Naik