Suara.com - Suasana di sepanjang perbatasan Thailand dan Kamboja dilaporkan "tenang" pada Jumat (24/7), namun ketenangan ini terasa sangat mencekam. Pasalnya, ketenangan ini datang setelah pertempuran berdarah yang melibatkan serangan udara dan artileri di dekat Candi Ta Muen Thom, yang menewaskan puluhan orang dan mendorong kedua negara ke bibir jurang perang terbuka.
Intelijen militer Thailand mengklaim setidaknya 24 warga Kamboja, yang sebagian besar adalah tentara, tewas dalam serangan yang berlangsung dari Kamis malam hingga Jumat pagi. Serangan balasan ini juga disebut telah menghancurkan tiga mortir milik Kamboja.
Namun, Kamboja membantah klaim tersebut dan justru melaporkan korban dari pihak mereka adalah warga sipil. Pemerintah Kamboja pada Jumat menyatakan bahwa seorang biksu tewas dan lima warga sipil lainnya luka-luka akibat tembakan artileri Thailand yang menghantam Provinsi Oddar Meanchey.
Sebelumnya, pada hari Kamis, Kementerian Kesehatan Thailand telah merilis data yang lebih mengerikan, melaporkan sedikitnya 14 orang, termasuk seorang anak-anak, tewas akibat saling serang roket dan serangan udara dari kedua negara.
Pertumpahan darah ini memaksa Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, untuk turun tangan. Ia dilaporkan telah menghubungi PM Thailand Phumtham Wechayachai dan PM Kamboja Hun Manet, menyerukan agar kedua negara memberlakukan "gencatan senjata segera."
Di tengah adu senjata para tentara, warga sipil menjadi korban utama. Ribuan orang dari kedua sisi perbatasan dilaporkan telah mengungsi untuk menyelamatkan diri. Sejumlah sekolah di wilayah perbatasan juga terpaksa ditutup sementara.
Pertempuran terbaru ini dipicu oleh insiden ledakan ranjau darat yang membuat seorang tentara Thailand kehilangan kakinya. Militer Thailand kemudian menuduh pasukan Kamboja menembaki pos militer mereka di dekat Candi Ta Muen Thom, sebuah kawasan yang masih menjadi sengketa di Provinsi Surin.
Hubungan diplomatik kedua negara kini merosot ke titik terendah dalam beberapa dekade terakhir. Baku tembak terus terjadi sejak 28 Mei lalu, yang diawali dengan tewasnya seorang tentara Kamboja.
Baca Juga: Pesan Damai dari Indonesia untuk Thailand dan Kamboja
Berita Terkait
-
Pesan Damai dari Indonesia untuk Thailand dan Kamboja
-
Perang Meletus, DPR Uji Nyali Prabowo jadi Pendamai Konflik Thailand vs Kamboja, Berani?
-
Indonesia Optimis Thailand dan Kamboja Damai, ASEAN Siap Bergerak?
-
5 Fakta Panas Perang Thailand-Kamboja, Penyebab hingga Kronologi Sengketa
-
WNI di Thailand dan Kamboja Aman? Ini Update Terkini dari Kemlu!
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui