Suara.com - Reputasi akademik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali dipertaruhkan di panggung nasional.
Kali ini, sorotan tajam mengarah pada dugaan kasus kekerasan seksual yang ironisnya menyeret seorang figur dari puncak hierarki akademik; seorang guru besar.
Kasus ini bukan sekadar insiden tunggal, melainkan potensi puncak dari gunung es masalah sistemik yang telah membayangi kampus tersebut selama bertahun-tahun.
Pada Juli 2025, pihak rektorat mengumumkan pembentukan Tim Pemeriksa khusus yang beranggotakan 7 orang.
Tim ini dibebani tugas berat untuk menginvestigasi laporan kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang profesor dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Komposisi tim yang mencakup unsur rektorat, atasan langsung terduga pelaku, dan satuan pengelola internal menunjukkan keseriusan, sekaligus tekanan besar yang dihadapi universitas.
Informasi yang terhimpun menyebutkan bahwa terduga pelaku baru saja meraih gelar guru besarnya pada tahun 2023.
Profesor yang merupakan lulusan S3 Sosiologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan spesialisasi komunikasi ini, sebelumnya bertugas di Jurusan Ilmu Politik sebelum akhirnya pindah ke Jurusan Ilmu Komunikasi di FISIP Unsoed.
Statusnya sebagai guru besar menciptakan kontras yang tajam dan memprihatinkan, menodai marwah gelar akademik tertinggi.
Baca Juga: Diduga Libatkan Guru Besar Unsoed, IKAPOL Desak Transparansi Penanganan Kasus Kekerasan Seksual
Ketua Tim 7, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Prof Dr Kuat Puji Prayitno, SH, MHum, menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kasus ini secepat mungkin.
"Secepatnya kami ingin kasus ini selesai menegakan hukum dan keadilan guna menciptakan kampus yang ramah dan aman untuk tempat belajar," kata Kuat kepada awak media, Jumat (25/7/2025).
Meski demikian, Kuat enggan membeberkan detail temuan awal demi menjaga kehati-hatian dalam proses pemeriksaan.
"Tim pemeriksaan dugaan pelanggaran disiplin masih melakukan pendalaman. Proses masih jalan terus," ujarnya, mengindikasikan kompleksitas kasus yang sedang ditangani.
Proses investigasi berjalan secara marathon.
Tim 7 telah memanggil berbagai pihak untuk dimintai keterangan, mulai dari tim Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) yang melakukan pemeriksaan awal, saksi-saksi, korban, hingga terduga pelaku sendiri untuk memastikan informasi yang berimbang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?
-
Geger Mark-Up Whoosh, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK: Saya Akan Datang
-
Detik-detik Atap Lapangan Padel Taman Vila Meruya Ambruk Diterjang Badai Jakarta
-
Kemenag Minta Dosen PTK Manfaatkan Beasiswa Riset LPDP, Pembiayaan Hingga Rp 2 Miliar
-
Jalur Kedunggedeh Normal Lagi Usai KA Purwojaya Anjlok, Argo Parahyangan Jadi Pembuka Jalan
-
Menjelang HLN ke-80, Warga Aek Horsik Tapanuli Tengah Akhirnya Nikmati Listrik Mandiri
-
Isi Rapor SMA Ferry Irwandi Dibuka, 40 Hari Tak Masuk Sekolah Tapi Jadi Wakil Cerdas Cermat
-
Pesan Terakhir Pria di Lubuklinggau Sebelum Tenggak Racun: Aku Lelah, Terlilit Utang Judol
-
Curanmor di Tambora Berakhir Tragis: Tembak Warga, Pelaku Dihajar Massa Hingga Kritis!
-
Bantu Ibu Cari Barang Bekas, Anak 16 Tahun di Lampung Putus Sekolah, Ini Kata Kemen PPPA!