Suara.com - Spekulasi politik paling liar dan paling banyak dibicarakan kembali mencuat ke permukaan: mungkinkah dua rival abadi Pilkada DKI 2017, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), bersatu dalam satu tiket di Pilpres 2029?
Pertanyaan yang mewakili rasa penasaran sekitar 20 persen audiens di Youtube Leon Hartono ini dilontarkan langsung kepada Anies Baswedan.
Alih-alih memberikan jawaban tegas, Anies justru menampilkan kelihaian diplomasi politiknya. Ia tidak mengiyakan, tidak juga menolak.
Sebaliknya, ia membingkai ulang pertanyaan tersebut dan menempatkan masa depan politiknya sebagai sesuatu yang berada di luar kendali pribadinya.
Menanggapi pertanyaan soal kemungkinan berpasangan dengan Ahok, Anies pertama-tama menepis asumsi bahwa dirinya sudah pasti akan kembali berlaga di kontestasi tertinggi nasional.
"Lah memang saya pasti maju? belum tahu kita. Jadi kalau soal maju dan tidak itu seringkali di luar kendali kita gitu," jawab Anies, seraya melempar bola panas kembali ke ranah ketidakpastian.
Ia menegaskan bahwa posisinya dalam Pilpres 2024 adalah buah dari kepercayaan dan amanah partai politik, bukan karena ambisi atau kekuatan personal. Anies secara sadar memosisikan dirinya sebagai figur yang "dicalonkan", bukan "mencalonkan diri".
"Saya anggota partai politik bukan, saya punya kapital juga tidak, gitu. Dan ini adalah sebuah kepercayaan. Jadi kalau kemudian partai-partai politik kemudian mempertimbangkan nama kemudian itu sebuah kehormatan tapi kendalinya enggak di tangan kita karena saya tidak ikut dalam pengambilan keputusan gitu," jelasnya.
Strategi ini secara efektif menempatkan dirinya sebagai objek dari kehendak politik yang lebih besar, sebuah posisi yang memberinya fleksibilitas untuk bergerak di masa depan tanpa terlihat terlalu ambisius.
Baca Juga: Dikenal Konservatif, Pesan 'Keramat' Tom Lembong yang Bikin Anies Bergetar!
Ketika didesak kembali secara spesifik mengenai kemungkinan berkolaborasi dengan Ahok, Anies kembali memberikan jawaban yang cerdas.
Ia memperluas makna "kolaborasi" dari sekadar duet elektoral menjadi sebuah kerja sama dalam konteks kebangsaan yang lebih luas.
"Oh, kalau kolaborasi sih kolaborasi apa aja kita ini warga negara. Semua warga negara Indonesia memiliki kesempatan yang sama, punya hak yang sama dan semua itu ada prosesnya gitu," tuturnya.
Dengan jawaban ini, Anies berhasil keluar dari jebakan pertanyaan "ya atau tidak". Ia membuka pintu untuk bekerja sama dengan siapa pun, termasuk Ahok, tanpa harus terikat pada komitmen politik apa pun. Baginya, selama tidak melanggar aturan hukum, kolaborasi adalah sebuah keniscayaan.
"Tapi secara prinsip ya kita tuh harus bisa kolaborasi dengan siapa saja selama itu dibolehkan oleh aturan hukum. ada kolaborasi enggak boleh. Tapi kalau boleh dengan siapa saja kita harus siap untuk kolaborasi," tegasnya.
Jawaban berlapis ini menunjukkan sikap politik Anies yang matang: menjaga semua opsi tetap terbuka, menghindari konflik yang tidak perlu, dan menempatkan dirinya sebagai figur yang siap bekerja sama dalam koridor konstitusi, sembari menunggu bagaimana konstelasi politik akan terbentuk menjelang 2029.
Berita Terkait
-
Dikenal Konservatif, Pesan 'Keramat' Tom Lembong yang Bikin Anies Bergetar!
-
Dalih Anies Protes Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Penjara: Bukan Benar-Salah Bela Teman, tapi...
-
Menakar Peluang Letkol Teddy Jadi Cawapres di 2029, Duet dengan Gibran?
-
Anies Baswedan Kuliti Borok Hukum dan Demokrasi RI: Investor Ogah Masuk, Rakyat Takut Ngomong
-
Anies Blak-blakan Dugaan Kriminalisasi: 19 Kali Gelar Perkara Formula E, Ada yang Datang Minta Maaf
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
BGN Tegaskan Mitra MBG Jangan Ambil Untung Berlebihan: Semangka Jangan Setipis Tisu!
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?