Suara.com - Usai hiruk pikuk kontestasi Pilpres, Anies Baswedan muncul dengan analisis tajam mengenai dua pilar fundamental bangsa: penegakan hukum dan masa depan demokrasi. Dalam obrolan mendalam di Podcast Overpost, Anies tidak sekadar melempar kritik, tetapi menyodorkan gagasan konkret yang relevan untuk arah reformasi Indonesia.
Analisisnya memberikan perspektif baru, terutama bagi generasi muda yang peduli terhadap kualitas hukum dan demokrasi di Tanah Air. Dari idenya tentang "garis batas" hingga pengingat keras soal perjuangan demokrasi, pandangan Anies menjadi relevan untuk dibedah.
Berikut adalah 5 poin penting dari pemikiran Anies Baswedan yang patut menjadi sorotan.
1. Keadilan Harus Dimulai dari Pucuk Pimpinan
Bagi Anies, reformasi hukum tidak bisa lagi hanya sebatas retorika atau perbaikan di level bawah. Ia menekankan perlunya pergeseran paradigma yang fundamental, dimulai dari level tertinggi. Menurutnya, keadilan bukanlah produk akhir, melainkan sebuah kesadaran yang harus dimiliki para pemimpin.
"Penegakan hukum di Indonesia harus dimulai dari kesadaran untuk menghasilkan keadilan dan dimulai dari paling atas," tegas Anies. Tanpa kesadaran ini, hukum berisiko menjadi alat kekuasaan semata, bukan instrumen yang melayani rasa keadilan publik.
2. Gagasan 'Garis Batas': Lupakan Masa Lalu, Fokus Perbaiki Hari Ini
Salah satu gagasan paling konkret dan menarik dari Anies adalah konsep "garis batas". Alih-alih terjebak dalam upaya mengadili semua kesalahan masa lalu yang rumit, ia menawarkan sebuah titik balik yang jelas.
Anies menyarankan untuk "membuat garis batas, tidak meneruskan praktik-praktik keliru di masa lalu, dan fokus pada perubahan praktik saat ini."
Baca Juga: Anies Baswedan Kuliti Borok Hukum dan Demokrasi RI: Investor Ogah Masuk, Rakyat Takut Ngomong
Ini adalah sebuah 'reset' yang pragmatis. Artinya, ada pengampunan implisit untuk masa lalu, namun diiringi dengan penegakan aturan yang super ketat untuk masa depan.
Jika ada yang masih melakukan praktik lancung setelah garis batas ini ditetapkan, sanksi tegas tanpa pandang bulu harus ditegakkan.
3. Demokrasi Bukan Hadiah, Tapi Perjuangan Berkelanjutan
Pengalaman pahit dalam Pilpres menjadi pelajaran berharga bagi Anies. Ia mengingatkan bahwa demokrasi yang dinikmati saat ini bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya dan akan abadi tanpa dirawat. Ada bahaya jika masyarakat mulai permisif.
Anies menegaskan bahwa "demokrasi harus terus diperjuangkan dan tidak bisa dianggap remeh (take it for granted)."
Pernyataan ini menjadi alarm bahwa demokrasi sangat rentan terhadap erosi jika tidak ada partisipasi aktif dan pengawasan ketat dari seluruh elemen masyarakat untuk menjaganya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
BGN Tegaskan Mitra MBG Jangan Ambil Untung Berlebihan: Semangka Jangan Setipis Tisu!
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?