Suara.com - Mantan calon presiden Anies Baswedan melontarkan sentilan politis yang tajam kepada pemerintahan baru.
Dalam sebuah diskusi di Podcast Overpost, Anies Baswedan secara spesifik menyoroti progres realisasi janji-janji kampanye setelah 10 persen masa jabatan berjalan, mempertanyakan bukti nyata dari program ambisius yang telah digaungkan.
Kritik ini menjadi sorotan publik karena menyentuh langsung program-program unggulan yang menjadi harapan besar masyarakat, seperti pembangunan rumah hingga program makan bergizi gratis.
Anies Baswedan dengan lugas mengingatkan bahwa setiap janji yang diucapkan saat kampanye adalah sebuah kontrak politik yang wajib ditunaikan. Ia menilai, rakyat tidak hanya memilih pemimpin, tetapi juga menitipkan harapan pada visi dan program yang ditawarkan.
"Setiap pemerintah yang sudah dilantik memiliki kewajiban mutlak untuk menunaikan semua janjinya," ujar Anies dalam podcast tersebut, menegaskan posisi rakyat sebagai penagih utama janji tersebut.
Sorotan utama Anies tertuju pada sejumlah program raksasa yang dijanjikan. Ia merinci beberapa di antaranya, mulai dari pembangunan "3 juta rumah" untuk mengatasi backlog perumahan, penciptaan "19 juta lapangan pekerjaan" untuk menekan angka pengangguran, hingga terobosan di bidang pendidikan dengan target membangun "300 fakultas kedokteran" baru.
Tak berhenti di situ, Anies juga menyinggung program populis yang sangat dinantikan, yaitu "makan bergizi gratis".
Program ini dijanjikan menyasar siswa dari tingkat SD, SMP, SMA, madrasah, hingga ibu hamil di seluruh Indonesia. Selain itu, target pertumbuhan ekonomi fantastis sebesar "8%" juga tak luput dari catatannya.
Pernyataan paling menohok dari Anies adalah saat ia mengaitkan semua janji besar itu dengan kerangka waktu yang sudah berjalan. Ia mempertanyakan progres konkret setelah pemerintahan melewati 10 persen dari total masa kerjanya.
Baca Juga: Payment ID: Awal dari Negara Polisi Finansial?
"Pelaksanaan janji-janji ini adalah kewajiban dan rakyat mengharapkan keberhasilan pemerintah dalam melaksanakannya," tegas Anies.
Pertanyaan mengenai progres pelaksanaan janji-janji tersebut setelah 10% periode pemerintahan berjalan menjadi inti dari kritiknya.
Menurutnya, periode awal pemerintahan adalah fase krusial untuk meletakkan fondasi dan menunjukkan keseriusan dalam merealisasikan komitmen.
Jika di fase awal saja progresnya tidak terlihat signifikan, wajar jika muncul keraguan publik terhadap pencapaian target hingga akhir masa jabatan.
Sentilan Anies Baswedan ini berfungsi sebagai pengingat publik dan pressure point bagi pemerintah untuk segera membuktikan kinerjanya.
Ini bukan hanya sekadar evaluasi, melainkan sebuah ajakan terbuka agar masyarakat sipil terus aktif mengawal dan menagih akuntabilitas pemerintah, memastikan setiap janji tidak hanya berakhir sebagai retorika manis di panggung kampanye.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
BGN Tegaskan Mitra MBG Jangan Ambil Untung Berlebihan: Semangka Jangan Setipis Tisu!
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?