Suara.com - Fenomena sound horeg dengan dentuman bass yang menggetarkan dada telah menjadi budaya unik yang identik dengan karnaval dan hajatan di Indonesia, khususnya Jawa Timur.
Namun, video-video parade sound system yang tak kalah masif dari India membuat banyak orang bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya memulai tradisi adu gengsi audio ini?
Jadi mana yang lebih dahulu, parade sound horeg di Indonesia atau Dek Bass di India? Setelah menelusuri jejaknya, jawabannya sangat jelas.
Jejak Dek Bass di India: Pelopor Sejak Awal 2000-an
Jauh sebelum istilah "horeg" populer di Indonesia, budaya serupa telah mengakar kuat di India, terutama di wilayah India Timur. Di sana, fenomena ini lebih dikenal dengan sebutan "Dek Bass" atau "DJ Box".
Budaya "Dek Bass" ini diperkirakan telah berkembang pesat sejak awal tahun 2000-an. Gerakan budaya ini berpusat di Paschim Medinipur (West Midnapore), sebuah distrik di negara bagian Bengal Barat.
Parade sound system raksasa ini awalnya sangat erat kaitannya dengan perayaan keagamaan dan festival besar, seperti Ganesh Chaturthi, di mana patung dewa diarak keliling kota diiringi musik yang menggelegar.
Seiring waktu, tradisi ini meluas ke acara pernikahan, kampanye politik, hingga kompetisi adu kencang suara yang masif.
Budaya Dek Bass di India telah berjalan selama beberapa dekade, tumbuh secara organik menjadi sebuah subkultur yang mapan, jauh sebelum media sosial membuatnya viral secara global.
Baca Juga: Bukan Cuma Sound Horeg, Ini 5 Kesamaan Indonesia dan India yang Bikin Kamu Terkejut
Kemunculan Sound Horeg di Indonesia: Fenomena Era 2010-an
Sementara itu, fenomena sound horeg di Indonesia, dalam skala besar seperti yang kita kenal sekarang, merupakan tren yang lebih baru.
Istilah dan tren sound horeg mulai dikenal luas dan menjadi fenomena sekitar tahun 2014. Titik awalnya sering dikaitkan dengan sebuah pawai di Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menggunakan sound system berukuran jumbo.
Meskipun penggunaan sound system untuk hajatan dan acara desa sudah ada sejak lama (era 2000-an), evolusinya menjadi parade kompetitif dengan "dinding speaker" raksasa adalah perkembangan dari era 2010-an.
Gerakan ini berkembang dari adu gengsi antar pemilik rental sound system di berbagai acara komunitas.
Malang, Jawa Timur, diakui sebagai tempat lahirnya budaya sound horeg modern, yang kemudian menyebar ke berbagai daerah lain seperti Blitar, Kediri, dan Jember.
Berita Terkait
-
Bantuan Shin Tae-yong untuk Korban Banjir Sumatra Disambut Antusias Korban
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Jadi Raja Save di Serie A Italia
-
Indra Sjafri Ungkap Suasana Ruang Ganti usai Kandas di SEA Games 2025
-
Timnas Voli Indonesia Bidik Juara Grup B, Siap Lawan Siapa Pun di Semifinal SEA Games 2025
-
Apresiasi Pemain Junior di Timnas Voli Putri, Megawati Hangestri: Good Job buat Adik-adik
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Dukung Pembentukan Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumatera, Begini Kata Komisi V
-
UGM Jawab Sentilan Luhut Soal Penelitian: Kalau Riset Sudah Ribuan
-
Masih Dirawat di RS, Sidang Perdana Nadiem Makarim Ditunda: Hakim Jadwalkan Ulang 23 Desember
-
Majelis Adat Budaya Tionghoa Buka Suara soal Penyerangan 15 WNA China di Kawasan Tambang Emas
-
Aroma Hangus Masih Tercium, Pedagang Tetap Jualan di Puing Kios Pasar Induk Kramat Jati
-
Hadir Tergesa-gesa, Gus Yaqut Penuhi Panggilan KPK untuk Kasus Haji
-
BGN Dorong SPPG Turun Langsung ke Sekolah Beri Edukasi Gizi Program MBG
-
Usai Tahan Heri Gunawan dan Satori, KPK Bakal Dalami Peran Anggota Komisi XI DPR di Kasus CSR BI-OJK
-
Ketua Komisi XI DPR Ungkap Alasan TKD Turun, ADKASI Tantang Daerah Buktikan Kinerja
-
Asuransi Kebakaran Kramat Jati Hanya Tanggung Bangunan, Pramono Buka Akses Modal Lewat Bank Jakarta