Suara.com - Panggung politik nasional diguncang oleh kritik tajam dari pengamat politik dan militer Universitas Nasional, Selamat Ginting.
Tanpa tedeng aling-aling, Ginting menuding era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diwarnai oleh fenomena "pembegalan" dan pemecahbelahan partai politik yang sistematis.
Pernyataan ini bukan sekadar analisis, melainkan sebuah peringatan keras tentang potensi pengikisan pilar-pilar demokrasi di Indonesia.
Dalam sebuah diskusi panas di kanal Forum Keadilan TV, Selamat Ginting secara eksplisit membeberkan apa yang ia sebut sebagai intervensi berbahaya terhadap independensi partai. Menurutnya, ada pola yang jelas dan disengaja untuk melemahkan kekuatan partai dari dalam.
"Di era Jokowi terjadi pembegalan terhadap partai-partai politik yang dipecah belah, seperti Golkar, HKTI, dan upaya terhadap Demokrat," ungkap Ginting.
Pernyataan ini langsung merujuk pada serangkaian turbulensi internal yang pernah melanda beberapa partai besar dan menjadi sorotan publik.
Modus Operandi "Pembegalan" Partai: Golkar hingga Demokrat Jadi Target?
Selamat Ginting menegaskan bahwa konflik yang terjadi di tubuh partai-partai tersebut bukanlah sekadar dinamika internal biasa.
Ia mensinyalir adanya sebuah modus operandi yang dirancang untuk menciptakan dualisme kepemimpinan atau faksi-faksi yang saling berlawanan.
Baca Juga: Terungkap! Bukan Calo Tiket Bus, Ini Pekerjaan Mulyono yang Bikin Hebih Reuni UGM
Kasus perpecahan di Partai Golkar hingga upaya pengambilalihan kepemimpinan di Partai Demokrat menjadi contoh konkret yang ia sorot.
Menurut analisisnya, skema ini sengaja dijalankan untuk menggerus soliditas dan kekuatan partai politik.
Ketika sebuah partai terbelah, fokusnya akan terkuras untuk menyelesaikan konflik internal, sehingga fungsi utamanya sebagai alat kontrol dan penyeimbang kekuasaan pemerintah menjadi tumpul dan tidak efektif.
Akibatnya, independensi partai sebagai pilar demokrasi menjadi taruhannya.
Tudingan Serius: Jokowi Disebut "Tokoh Pemecah Belah Bangsa"
Lebih jauh, Selamat Ginting melontarkan tudingan yang sangat serius dan langsung ditujukan kepada kepala negara. Ia menyebut praktik intervensi dan pemecahbelahan partai ini sebagai ciri khas yang membedakan era Jokowi dengan presiden-presiden sebelumnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
-
Berenang Jelang Magrib, Remaja 16 Tahun Sudah 4 Hari Hilang usai Loncat dari Jembatan Kali Mampang