Suara.com - Badan Kepegawaian Negara (BKN) mendesak seluruh pemerintah daerah, terutama di wilayah Jawa Tengah, untuk segera mengajukan usulan formasi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Desakan ini disampaikan oleh Kepala BKN, Zudan Arif Fakrulloh, dalam Rapat Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Guru yang diadakan di Kantor BPSDMD Jawa Tengah. Zudan menegaskan bahwa seluruh proses pengangkatan guru PPPK harus selesai sebelum akhir tahun 2025.
Peringatan ini bukan tanpa alasan. Mulai tahun 2026, sistem seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) akan kembali ke skema umum, tanpa adanya jalur afirmasi atau kemudahan khusus seperti yang berlaku saat ini. Ini berarti tahun 2025 menjadi kesempatan terakhir bagi para guru honorer untuk diangkat menjadi PPPK melalui jalur yang lebih mudah. Zudan menyebut ini sebagai bentuk afirmasi dari negara yang tidak akan ada lagi di tahun-tahun mendatang.
Zudan menekankan peran penting para Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)—yakni gubernur, bupati, dan wali kota—untuk segera bertindak. Tanpa adanya usulan formasi dari daerah, BKN tidak dapat memproses penerbitan Nomor Induk Pegawai (NIP) maupun Surat Keputusan (SK) pengangkatan.
"Saya minta rekan-rekan kepala daerah untuk segera mengusulkan PPPK paruh waktu. Setelah usulan diterima, BKN akan menerbitkan NIK, lalu kepala daerah tinggal menerbitkan SK PPPK," ujarnya, dikutip pada Sabtu (2/8/2025).
Dengan tenggat waktu yang semakin mendekat, BKN berharap pemerintah daerah dapat merespons secepatnya. Jika penundaan terus terjadi, risiko pemutusan hubungan kerja bagi guru honorer akan semakin tinggi, yang pada akhirnya dapat mengganggu ekosistem pendidikan, terutama di daerah-daerah yang sangat bergantung pada tenaga pendidik honorer.
Zudan mengakui bahwa lambatnya penempatan guru PPPK di banyak daerah disebabkan oleh dua faktor utama: belum adanya pengajuan formasi dari pemda dan keterbatasan fiskal daerah. BKN tidak dapat melangkah tanpa adanya formasi, sementara di sisi lain, beberapa daerah mengeluhkan keterbatasan anggaran untuk menggaji guru yang telah lolos seleksi.
Untuk mengatasi hal tersebut, Zudan meminta agar pemerintah daerah memprioritaskan pengangkatan berdasarkan beberapa kelompok prioritas:
R1: Pelamar yang sudah lulus seleksi dan memenuhi syarat lengkap.
R2: Eks tenaga honorer Kategori II.
R3: Non-ASN yang datanya sudah terdaftar di BKN.
R4 & R5: Pelamar non-ASN yang tidak terdata di BKN dan klasifikasi teknis tambahan.
"Skala prioritas harus jelas. Fokus dulu pada R1, R2, dan R3 yang secara administrasi sudah bersih. Setelah itu baru bisa menyentuh R4 dan R5," tegasnya.
Baca Juga: NasDem Desak Pelaku Cabul di Unsoed Dijerat UU TPKS: Mau Dia Guru Besar Gak Ngaruh di Mata Hukum!
Pernyataan dari Kepala BKN ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah daerah untuk tidak menunda lagi proses pengangkatan guru PPPK, mengingat tenggat waktu 2025 adalah kesempatan terakhir bagi para honorer untuk diangkat melalui jalur afirmasi yang lebih mudah.
Berita Terkait
-
Jadwal Pencairan TPG Guru Triwulan 3 2025, Pemerintah Perketat Validasi Data
-
4 Fakta Viral Siswi SMK Gowa Acungkan Jari Tengah ke Guru, 2 Orang Dikeluarkan dari Sekolah!
-
143 Guru Sekolah Rakyat Tak Penuhi Panggilan Tugas, Rata-rata Keluhkan Ini
-
Diangkat Jadi ASN Tiga Bulan Jelang Pensiun, Air Mata Haru Lalu Syafii Pecah!
-
Alumni Komunikasi Unsoed Desak Copot Guru Besar Terduga Pelaku Kekerasan Seksual
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka