Suara.com - Praktisi hukum dan HAM Nicholay Aprilindo meyakini bahwa meninggalnya Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan bukan karena bunuh diri.
Dia tidak sepakat dengan hasil penyelidikan Polda Metro Jaya, yang menyatakan tidak terdapat tindak pidana dalam kasus meninggalnya Arya yang ditemukan dalam keadaan wajah dibalut lakban kuning di kamar indekos di Gondangdia, Jakarta Pusat pada 8 Juli lalu.
Nicholay mengklaim, mendapatkan sejumlah informasi dari pihak resmi yang mengungkapkan kejanggalan meninggalnya Arya.
"Bahwa keadaan sekujur tubuh korban selimut rapi. Maka saya pikir, kalau orang bunuh diri, kenapa dia ikat tangannya dia sendiri, atau dia lakban. Dia plastikin mukanya. Baru dia lakban secara rapi, dia ikat tangannya baru dia selimutin dirinya. Ini satu hal yang mustahil bagi saya," kata Nicholay dikutip dari akun Instagram Officialinewstv, Sabtu (2/8/2025).
Nicholay meyakini bahwa Arya meninggal karena dibunuh dengan cara senyap. Hal itu menurutnya terbukti dengan tidak adanya kerusakan di kamar Arya.
Dia menyebut pelakunya adalah pembunuh profesional.
"Bahwa setiap tindakan-tindakan profesional dalam hal melakukan tindak kejahatan khususnya pembunuhan, tentunya si pelaku sudah membaca situasi, mempelajari situasi, bahkan mempelajari hal-hal yang dapat dilakukannya tanpa jejak," jelasnya.
"Artinya, ini pembunuhan senyap yang tidak bisa disederhanakan menjadi pembunuhan bunuh diri atau bunuh diri," sambungnya.
Pembunuh profesional itu katanya mempunyai keahlian khusus dan telah terlatih.
Baca Juga: Arya Daru Pangayunan Disebut Sempat Salah Kirim WA Sebelum Kematiannya
"Sehingga mereka bisa masuk tanpa jejak, tanpa suara, tanpa merusak dengan berbagai cara," ujarnya.
Menurutnya, Arya dibunuh berkaitan dengan latar belakangan sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri.
"Sebagai seorang diplomat ini tidak berdiri sendiri. ini ada kaitannya dengan pekerjaan-pekerjaan sebelumnya, dan saat ini yang dikerjakan almarhum," kata Nicholay.
Berita Terkait
-
Kematian Diplomat Arya Daru Tuai Sorotan, Penyebabnya Gegara Bunuh Diri Baru Kesimpulan Awal Polisi?
-
'Jangan Tutup Kasus Ini', Parlemen Turun Tangan Minta Polri Bongkar Ulang Misteri Kematian Arya Daru
-
Pengamat Sebut Polisi Sengaja Tutupi Motif Kematian Arya Daru: Ada Hal Personal yang Harus Dijaga
-
Kematian Diplomat Kemlu Penuh Misteri, Keluarga Tak Percaya Arya Bunuh Diri, Sengaja Ditutupi?
-
Bukan Bunuh Diri? Analis Curigai 'Operasi Intelijen Hitam' di Kematian Arya Daru
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru