Suara.com - Suasana Bali Nusa Dua Convention Center mendadak hening saat Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyampaikan ultimatum keras kepada ribuan kadernya.
Dalam pidato politiknya di arena Kongres Ke-6 PDIP, Sabtu, Megawati dengan tegas meminta kader yang tidak setia untuk angkat kaki dari partai.
Pesan bernada ultimatum ini menjadi penegasan mutlak dari sang ketua umum di tengah dinamika politik internal dan eksternal yang dihadapi partai berlambang banteng moncong putih itu.
Megawati mensyaratkan loyalitas dan kepatuhan tanpa kompromi dari seluruh kader jika mereka kembali memberikan mandat kepemimpinan kepadanya.
Penegasan ini bukan sekadar retorika politik, melainkan sebuah perintah langsung yang menggarisbawahi kultur 'satu komando' di bawah kepemimpinannya.
Ia tidak ingin ada lagi pembangkangan atau kader yang berjalan sendiri-sendiri, terutama setelah dinamika Pilpres 2024 yang penuh gejolak.
"Selalu jalankan instruksi saya dengan penuh kesetiaan, kalau tidak siap, sekali lagi ya lebih baik mundur secara ksatria," kata Megawati dengan intonasi yang kuat di hadapan ribuan kader PDIP dari seluruh penjuru Indonesia.
Lebih jauh, Presiden Ke-5 Republik Indonesia itu memperingatkan dengan keras agar PDIP tidak dijadikan sebagai tameng atau tempat berlindung bagi kader-kader yang memiliki masalah atau kesalahan.
Ia juga menyoroti adanya potensi kader yang memanfaatkan partai hanya sebagai kendaraan untuk mengejar kekuasaan dan memperkaya diri sendiri.
Baca Juga: Kembali Pimpin PDIP, Megawati Ingatkan Kader, Jangan Sampai Program Jadi Macan Kertas!
Menurutnya, ancaman terbesar bagi soliditas partai tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam tubuh PDIP sendiri. Kader yang tidak disiplin dan tidak ideologis dianggap sebagai musuh dalam selimut yang bisa merusak marwah partai.
"Jangan diabaikan, ingat, musuh kita bukan hanya kekuatan dari luar, seperti yang tadi saya bayangkan, kondisi global," tegas Megawati, memberikan sinyal bahwa tantangan internal sama berbahayanya dengan tekanan politik eksternal.
Megawati juga meluruskan persepsi mengenai jabatan ketua umum. Baginya, mandat yang diberikan bukanlah sebuah kehormatan yang mendatangkan kebahagiaan, melainkan beban dan tanggung jawab yang sangat berat.
Ia memposisikan dirinya bukan sebagai pemimpin yang ingin dilayani, melainkan sebagai penjaga api perjuangan ideologis partai.
"Saya bukan ketua umum yang untuk, dilayani saya adalah ketua umum supaya saya selalu dipercaya menjaga api ideologi agar tidak padam," pungkasnya, menegaskan kembali perannya sebagai ideolog utama partai yang akan terus memastikan PDIP berada di garis perjuangan yang benar.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?