Suara.com - Keriaan sebuah pesta rakyat di Lumajang, Jawa Timur, yang menyuguhkan sound horeg berubah menjadi duka mendalam setelah seorang penonton wanita bernama Anik Mutmainah (38) meninggal dunia.
Korban yang merupakan warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, awalnya tampak menikmati parade tersebut. Ini bukan kali pertama sound horeg memakan korban.
Menurut kesaksian sang suami, Anik berada dalam kondisi sehat walafiat. Bahkan, beberapa saat sebelum insiden, Anik masih sempat mengabadikan momen truk-truk dengan tumpukan pengeras suara raksasa itu melintas menggunakan kamera ponsel.
Namun, di tengah dentuman bas yang menggelegar, Anik tiba-tiba jatuh pingsan. Suasana yang tadinya meriah seketika berubah menjadi panik.
Warga sekitar berusaha memberikan pertolongan pertama, namun nyawanya tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal sebelum sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD Pasirian.
Video kematian Anik meninggal karena sound horeg pun kembali viral di media sosial. Kisah ini pun dibagikan akun gosip di Instagram.
Beberapa warganet mencoba menerka-nerka mengenai penyebab kematian Anik.
"Lebih ke jantung si ini karna nggak kuat dengan getaran karena suara bising pasti menimbulkan getaran," tulis seorang warganet.
"Bisa jadi serangan jantung mendadak bisa jadi karena sound terlalu keras irama jantung tidak stabil," sambung warganet lainnya.
Baca Juga: Resmi Cetak Sejarah, Sound Horeg Sudah Sampai Juventus
Beberapa warganet juga ada yang menyentil pejabat setempat karena terus membiarkan kehadiran sound horeg.
"Nggak sekali dua kali. Kepala daerah kapan sadar nunggu ada saudaranya wafat dulu?" sambung warganet lainnya.
"Polisi, RT, RW, kades, bupati, gubernur apa nggak pernah buka medsos ya? Nggak tahu ini masalah, kenapa diam aja terus sound sound itu udah mengganggu,lucu kan kalo diam aja," terang warganet lainnya.
Fenomena sound horeg sendiri merupakan sebuah parade atau kompetisi adu kekuatan sistem suara yang diangkut menggunakan truk.
Bukan sekadar musik keras, tujuan utamanya adalah menghasilkan getaran bas berfrekuensi rendah yang mampu mengguncang tanah dan dirasakan hingga ke dada.
Dihiasi lampu warna-warni, parade ini menjadi daya tarik besar bagi warga, terutama di wilayah Jawa Timur, dan sering kali menjadi puncak acara dalam perayaan desa atau hari kemerdekaan.
Berita Terkait
-
Resmi Cetak Sejarah, Sound Horeg Sudah Sampai Juventus
-
Geger MUI Jatim Haramkan Sound Horeg: Budaya Dibungkam atau Gangguan Terlalu Parah?
-
Dituding Bikin Bising dan Diharamkan, Sound Horeg Pilih Ganti Nama
-
MUI Jatim Keluarkan Fatwa Haram, Tretan Muslim Bongkar Sisi Gelap Sound Horeg
-
Sound Horeg Pakai Speaker Apa? Ini 7 Subwoofer dengan Suara yang Menggelegar
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
Terkini
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati
-
OTT KPK di Bekasi: Bupati Ade Kuswara Diduga Terima Suap Proyek
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
KPK Sebut Tak Targetkan 3 OTT Dalam Sehari: Transaksi Terjadi Bersamaan
-
Penanganan Bencana Sumatra Masuki Fase Transisi, Pembangunan Hunian Dikebut
-
Salurkan Beasiswa PIP di Curup, Ketua DPD RI: Presiden Sungguh-Sungguh Tingkatkan Kualitas SDM
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971