Suara.com - Sebuah predikat paling memalukan dalam sejarah penyaluran bantuan sosial (bansos) kini resmi disandang oleh Kabupaten Bogor. Wilayah ini dinobatkan menjadi juara 1 nasional sebagai daerah dengan jumlah penerima bansos tertinggi yang menyelewengkan uang bantuan untuk bermain judi online (judol).
Bukan sekadar isapan jempol, data kolaborasi dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap skala skandal yang luar biasa.
Sebanyak 5.497 penerima bansos di Kabupaten Bogor terdeteksi aktif berjudi, dengan total nilai transaksi mencapai Rp 22 miliar.
Uang yang seharusnya menjadi penyelamat perut keluarga miskin, membeli beras dan susu, justru menguap menjadi asap di mesin-mesin judi slot virtual.
Untuk memahami betapa besarnya kerugian ini, mari kita visualisasikan. Uang Rp 22 miliar yang ludes untuk judi online itu setara dengan:
- 146.000 paket sembako senilai Rp 150.000, yang bisa menghidupi puluhan ribu keluarga selama sebulan.
- Beasiswa penuh untuk 440 mahasiswa hingga lulus dengan asumsi biaya Rp 50 juta per orang.
- Pembangunan puluhan sekolah dasar atau perbaikan ribuan rumah tidak layak huni.
Namun, semua potensi kebaikan itu lenyap, ditukar dengan harapan palsu dari aktivitas judi ilegal yang hanya menciptakan lingkaran setan kemiskinan baru.
Fakta yang menampar ini membuat Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari fraksi PKB, Achmad Yaudin Sogir, tidak bisa menyembunyikan kemarahannya. Ia mengaku miris dan menuntut tindakan tanpa kompromi dari pemerintah daerah.
“Kalau memang ada bukti faktual, langsung dihapus. Tidak pandang bulu, siapapun orangnya,” tegas Yaudin dengan nada tinggi, Minggu (10/8/2025).
Ia mendesak Dinas Sosial (Dinsos) untuk segera mencetak nama-nama para penjudi bansos tersebut dan membersihkan data penerima bantuan tanpa ampun. Baginya, evaluasi total adalah harga mati.
Baca Juga: 5.497 Penerima Bansos di Bogor Gunakan Uang Bantuan untuk Judi Online
"Semua harus dievaluasi, termasuk yang dulu miskin tapi sekarang hidupnya sudah layak,” katanya, menyiratkan bahwa sistem data penerima bantuan saat ini sudah bobrok dan harus dirombak total.
Ironi Paling Menyakitkan
Di tengah skandal miliaran rupiah ini, tersembunyi tragedi yang lebih dalam. Yaudin menyoroti bahwa di saat ribuan orang menghamburkan uang bantuan untuk berjudi, masih banyak warga miskin yang sesungguhnya berhak justru tidak pernah tersentuh bantuan sama sekali.
"Masih banyak masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan. Jangan sampai mereka yang berhak malah tidak kebagian," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
-
5.497 Penerima Bansos di Bogor Gunakan Uang Bantuan untuk Judi Online
-
Borok Hotel Puncak Terbongkar: Di Balik Fasilitas Mewah, Tak Punya IPAL Hingga Izin Usaha Bodong
-
Penyebab 4 Hotel Bintang di Puncak Bogor Disegel
-
Syarat Mendapatkan Bansos PKH BNPT 2025, Cek Juga Jadwal dan Nominalnya!
-
Cara Mengecek Bansos PKH BNPT 2025, Apakah Sudah Cair?
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Langkah Mengejutkan Prabowo-Albanese: Apa Isi Perjanjian Keamanan Baru yang Mengguncang Kawasan
-
94 Juta Turis, 126 Miliar Euro: Spanyol Buktikan Pariwisata Bisa Jadi Mesin Transformasi Ekonomi
-
Mahfud MD Bantah Dirinya Pernah Sebut Ijazah Jokowi Asli: Itu Pelintiran dan Bohong
-
Cegah Kasus Keracunan MBG Berulang, BGN Wajibkan SPPG Punya Alat Ini
-
Detik-detik Jembatan Hongqi Hancur, Biaya Proyek Habiskan Dana Rp 21 M
-
Ortu Minta Prabowo Pulangkan Reynhard Sinaga, Apakah RI dan Inggris Punya Perjanjian Ekstradisi?
-
KPK Cecar Eks Direktur Kemenag Soal Pembagian Kuota Haji Hingga Penyediaan Layanan
-
DPRD DKI Desak Bau Menyengat di RDF Rorotan Segera Tuntas, Target Normal Beroperasi Desember
-
Film Jadi Mimbar Baru: Menag Dorong Dakwah Lewat Seni untuk Gen Milenial
-
Polisi Ungkap Kronologi Pemotor Tewas Terlindas JakLingko di Cilangkap