Suara.com - Salah seorang pengatur lalu lintas ilegal alias Pak Ogah bernama Andi Pramono mengungkap pendapatan yang dihasilkan dari mengoperasikan "tol trotoar" jalan dekat Gedung DPR RI arah Stasiun Palmerah.
Dalam satu hari, fasilitas ilegal yang membantu menaikkan kendaraan roda dua ke trotoar itu menghasilkan sekitar Rp300 ribu lebih.
Mereka beroperasi selama sekitar dua jam dari pukul 17.00 sampai 19.00 WIB. Pendapatan didapat dari tiap pengendara yang tak sabar dengan kemacetan dan memilih membayar untuk naik tol trotoar itu.
Andi mengaku tak mematok tarif yang harus dibayar para pengendara. Ia dan rekan Pak Ogah lainnya menerima berapapun uang yang diberikan pengendara.
"Kita juga nggak maksa, sukarela aja. ada receh-receh Rp500, Rp200 juga kita terima," ujar Andi kepada Suara.com, Selasa (12/8/2025).
Dari Rp300 ribu itu, Andi mengaku membagi rata penghasilannya dengan lima orang rekannya yang lain. Hasilnya, setiap Pak Ogah mendapatkan pemasukan sekitar Rp50 ribu dari membuat tol trotoar.
"Sehari dapat paling gede, paling Rp50 ribu sendiri, biasanya dibagi-bagi kan ada 6 orang," ucapnya.
Selama tak mengoperasikan tol trotoar, Andi mengaku tetap menjalankan aksi sebagai Pak Ogah di simpang Flyover Slipi, Jakarta Barat sejak siang hingga malam hari.
Penjagaan tol trotoar juga bergantian dengan tim lainnya setiap hari yang berjumlah enam orang.
Baca Juga: Piknik Melawan, Cara Baru Aktivis Menyuarakan Keresahan Rakyat
"Kita ada tim, enam orang. Jadi gentian, misalnya hari ini jatah tim saya, jadi hari ini (yang lain) gak jaga. Besok baru jagain. Saya jaga atas (simpang Flyover) aja jadinya," tuturnya.
Selama ini, ia merasa aksinya sudah dimaklumi oleh masyarakat sekitar hingga petugas kepolisian.
Tak jarang juga ia dan rekannya yang tinggal di dekat rel kereta Stasiun Palmerah itu diminta menjaga berbagai aset seperti bendera dan kabel di jalan.
"Tukang jualan sini aja pada salut kita buka lagi. Kompak emang anak-anak, yang penting kita cari duit halal," jelasnya.
"Kita aja di sini kadang diminta jaga-jagain barang-barang sini kayak bendera-bendera, kabel-kabel. Ada aja yang ngambilin. Kan kita saling bantu aja di sini jadinya," tambahnya memungkasi.
Berita Terkait
-
Pak Ogah Tol Trotoar Dekat Gedung DPR Kesal Aksinya Diviralkan: Kami Bukan Maling!
-
Sudah Sering Dirazia, Pak Ogah Dekat Gedung DPR Tak Kapok Buka Jasa 'Tol Trotoar'
-
Gelar Aksi di Depan DPR, Warga Sipil Tantang Komisi III hingga Pemerintah Debat Soal Revisi KUHAP
-
Massa Aksi Peringatan Hari Buruh 1 Mei Mulai Berdatangan di Depan Gedung DPR RI
-
Piknik Melawan, Cara Baru Aktivis Menyuarakan Keresahan Rakyat
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis
-
Jenderal Bintang Dua Terseret Sengketa Lahan Jusuf Kalla, Mabes AD Turun Tangan