Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menegaskan bahwa partainya tidak akan berada di barisan oposisi, namun juga tak bergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Puan, PDIP memposisikan diri sebagai kekuatan penyeimbang, sebuah peran yang dinilainya penting dalam sistem presidensial Indonesia.
Hal itu disampaikan Puan saat dirinya berada di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.
“Dalam pemerintahan presidensial itu tidak ada yang namanya koalisi dan oposisi, coba dibaca dulu aturannya,” ujarnya disadur Selasa, 12 Agustus 2025.
Dia menjelaskan, peran penyeimbang seperti yang diarahkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mengandung dua misi.
Di satu sisi, PDIP akan mendukung sepenuhnya kebijakan yang berpihak pada rakyat.
“Artinya, posisi penyeimbang seperti yang disampaikan oleh Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri), kami mendukung semua kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan semua program yang untuk kepentingan rakyat Indonesia,” jelasnya.
Namun, di sisi lain, PDIP juga siap mengkritik keras jika kebijakan dianggap melenceng.
“Kami juga akan bersuara lantang jika kemudian program-program itu tidak untuk kepentingan rakyat banyak,” tegasnya.
Baca Juga: Bongkar 'Gerak Tipu' Prabowo Subianto Lewat Amnesti, Jokowi Ditinggal, Megawati Dirangkul?
Puan menambahkan, “Artinya, posisinya jika kemudian program-program tersebut tidak sesuai, kami akan meluruskan dan kami boleh berbicara dalam arti jangan sampai kemudian program itu belok-belok dan tidak untuk seluruh rakyat Indonesia.”
Untuk saat ini, Puan memastikan PDIP benar-benar berada di luar lingkaran kekuasaan.
“Dan sampai saat ini tidak ada orang di dalam atau kader PDI Perjuangan yang masuk dalam kabinet,” katanya.
Pengamat politik Adi Prayitno menilai, langkah PDIP ini mirip strategi Partai Demokrat pasca-Pemilu 2014, saat Jokowi-Jusuf Kalla berhadapan dengan Prabowo-Hatta.
Kala itu, Demokrat memilih jalur penyeimbang di tengah polarisasi Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat.
“Penyeimbang politik saya kira bukan hanya dimainkan oleh PDIP hari-hari ini. Dulu Partai Demokrat juga pernah mengambil sikap serupa,” katanya melalui kanal YouTube pribadinya, dikutip di hari yang sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta