Saat ini, Pemkab Bantul tengah melakukan pendataan lahan-lahan yang akan masuk dalam program pembebasan pajak ini.
Meski ada potensi penurunan pendapatan dari sektor PBB, Pemkab Bantul optimis target pendapatan daerah tetap bisa tercapai melalui strategi lain, tanpa harus menaikkan tarif pajak yang memberatkan rakyat.
"Kalau target pendapatan tentu ada," pungkasnya.
Jeritan Warga di Daerah Lain: Ketika PBB Naik Ratusan Persen
Pemandangan di Bantul sangat kontras dengan apa yang terjadi di sejumlah daerah lain.
Di banyak kota dan kabupaten, kenaikan PBB pada tahun-tahun sebelumnya terasa begitu mencekik leher, memicu protes dan keluhan massal dari warga.
Pati & Jombang: Warga di kedua kabupaten ini sempat dibuat heboh dengan kenaikan PBB yang dinilai tidak masuk akal, bahkan mencapai ratusan persen.
Banyak warga kaget saat menerima tagihan pajak yang membengkak drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
Solo & Semarang: Di kota besar seperti Solo dan Semarang, isu kenaikan PBB menjadi polemik panas.
Baca Juga: Legislator Ingatkan Pemda Tak Gunakan Kenaikan Pajak untuk Dongkrak PAD
Di Solo, kebijakan yang diambil Pemkot sempat menuai protes keras hingga akhirnya pemerintah kota memberikan stimulus dan relaksasi.
Hal serupa terjadi di Semarang, di mana penyesuaian NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) membuat tagihan PBB melonjak tajam.
Cirebon: Tidak ketinggalan, warga Cirebon juga menyuarakan keluhan serupa. Kenaikan PBB yang terlalu tinggi dianggap tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat pasca-pandemi.
Fenomena ini menunjukkan adanya dilema yang dihadapi pemerintah daerah: antara kebutuhan untuk meningkatkan PAD dan kewajiban untuk tidak memberatkan warganya.
Sayangnya, banyak yang memilih jalan pintas dengan menaikkan PBB secara signifikan.
Sebuah Pilihan Politik: Kesejahteraan Warga vs Target PAD
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun