Suara.com - Aktivis HAM sekaligus istri mendiang Munir Said Thalib, Suciwati, mengungkap soal penulisan ulang sejarah yang tengah digodok pemerintah, dengan nada tajam penuh kecemasan.
Dia mengungkapkan kalau pemerintah tidak pernah mengajak diskusi para aktivis dalam upaya penulisan sejarah itu.
Sikap pemerintah itu sebenarnya sudah bisa diprediksi oleh Suci dan para aktivis lainnya.
"Mana mungkin (aktivis diajak diskusi), mereka (pemerintah) kan justru pengen menikam dari belakang," kata Suci ditemui di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Aktivis HAM selama ini dikenal keras terhadap pemerintah untuk bertanggungjawab atas berbagai kasus pelanggaran HAM yangbterjadi sejak masa lalu.
Para aktivis juga yang selalu mendampingi para korban.
Oleh sebab itu, kata Suci, tak mengherankan kalau pemerintah justru menjauhi para aktivis.
"Ngapain menghubungi aktivis? Ya pasti babak belur lah mereka. Makanya juga mereka membayar profesor atau apa yang bisa dibeli, yang bisa dibayar dan mereka siap untuk berbohong," kritik Suci.
Karenanya, Suci juga pesimis dengan sejarah versi pemerintah itu. Sebab bisa dipastikan akan banyak fakta sejarah yang menjadi kabur.
Baca Juga: Istri Munir Tuding Proyek Sejarah Prabowo 'Cuci Dosa' dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Suci juga menganggap kalau penulisan ulang sejarah itu bahkan sengaja dibuat oleh Presiden Prabowo untuk 'membersihkan' nama mantan mertuanya yang juga Presiden RI ke-2 Soeharto.
"Ini adalah salah satu parade kebohongan lagi yang dimunculkan oleh rezim ini," ucapnya.
Seperti diketahui, enam dekade berlalu sejak peristiwa 1965, namun bagi Uchikowatie Fauzia, luka dan stigma yang menempel tak pernah benar-benar pudar.
Selama puluhan tahun, ia dan banyak penyintas tragedi '65 lainnya harus diam, membungkam cerita, bahkan menyembunyikan identitas diri dari orang-orang terdekat.
Hal itu terpaksa dilakukan demi keselamatan diri serta keluarganya akibat stigma yang masih menempel pada orang-orang yang dituduh terlibat dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Bahaya laten” yang saban September dihidupkan kembali menjadi momok menakutkan.
Berita Terkait
-
Aktivis Kritik Fadli Zon soal Perkosaan Massal Lalu Diberondong Teror, Polisi Diminta Bergerak
-
Bonnie Triyana: Hentikan Penulisan Ulang Sejarah versi Fadli Zon
-
PKS Dukung Sejarah Indonesia Ditulis Ulang versi Fadli Zon
-
Hapus Istilah Orde Lama, Puan Wanti-wanti Proyek Menbud Fadli Zon: Jangan sampai Ada yang Tersakiti
-
Anak Buah Sebut Penolak Proyek Buku Sejarah 'Sesat', Fadli Zon Minta Maaf Saat Rapat di DPR
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun