Suara.com - Sebuah kisah pilu yang menyoroti potret buram dunia pendidikan di Indonesia kembali viral di media sosial.
Seorang siswa SMP Negeri di Boyolali, Jawa Tengah, dilaporkan terpaksa bolos sekolah karena tidak mampu membeli seragam olahraga yang dijual oleh pihak sekolah.
Kabar ini mencuat dari sebuah unggahan di media sosial Instagram yang memperlihatkan tangkapan layar berisi narasi kesedihan tersebut.
Sontak, cerita ini memicu gelombang simpati sekaligus kemarahan publik, menyoroti masalah komersialisasi di lingkungan pendidikan yang seharusnya bebas dari praktik jual beli.
Menurut informasi yang beredar, siswa tersebut merasa malu dan tertekan karena belum memiliki seragam olahraga seperti teman-temannya yang lain.
Ironisnya, kejadian ini terungkap setelah orang tua siswa, Heru Waskito, yang berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan, mengadukan nasib anaknya ke DPRD Boyolali.
Heru mengaku belum sanggup melunasi biaya seragam sebesar Rp841 ribu. Ia bahkan telah menjual televisi miliknya untuk membayar cicilan pertama sebesar Rp450 ribu, namun seragam olahraga anaknya tetap tidak diberikan oleh pihak sekolah.
"Saya sudah tiga kali menemui guru di sekolah tersebut untuk memohon kebijaksanaan agar anak saya tetap mendapatkan seragam olahraga. Tapi guru tersebut tetap tidak bisa memberikan seragam olahraga sebelum lunas," ungkap Heru, dikutip dari media sosial Instagram @gerryprayudi pada Sabtu (16/8/2025).
Kisah ini tak hanya memilukan, tetapi juga memantik reaksi keras dari warganet yang menilai dunia pendidikan telah dicemari praktik bisnis.
Baca Juga: Dua Tahun Disiksa! KPAI Ungkap Kondisi Memprihatinkan 4 Anak yang Diranti di Boyolali
Kolom komentar unggahan tersebut dibanjiri berbagai pendapat yang menyuarakan kegeraman.
Seorang pengguna dengan akun @adityadewanugrah8 menyebut praktik ini sudah menjadi rahasia umum.
"Ini udah jadi rahasia umum, buku paket, baju olahraga, baju seragam, dll. Mohon maaf, pendidikan di negara kita itu masih dipakai buat bisnis," tulisnya.
Komentar lain mempertanyakan alokasi dana pajak yang seharusnya menunjang pendidikan gratis. "bayar pajak gunanya buat apa?" tanya akun @my_xyz99.
Sentilan paling tajam datang dari akun @buda.resti yang membandingkan nasib siswa malang tersebut dengan pendapatan anggota legislatif.
"Ketika para murid tdk mampu beli seragam, gaji anggota dewan naik 3jt/hari,,, Ya Allah sedih bnget liatnya," cuitnya, menyuarakan ironi sosial yang dirasakan banyak orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun