Suara.com - Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein menekankan bahwa bank diperbolehkan, bahkan wajib, memberikan informasi kerahasiaan nasabah jika diminta oleh aparat penegak hukum.
Bahkan, terutama dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Prinsip kerahasiaan bank yang selama ini dianggap mutlak, ternyata bersifat relatif dan dapat dikesampingkan demi kepentingan yang lebih besar.
Penegasan ini mengemuka seiring dengan polemik dalam sidang kasus yang menjerat Nikita Mirzani, di mana data mutasi rekeningnya di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) diungkap di persidangan.
Hal ini memicu pertanyaan publik mengenai batasan rahasia bank dan kewenangan aparat hukum.
Dasar hukum utama yang menjadi landasan bagi penegak hukum untuk meminta akses data nasabah adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU).
"Bank bertindak sesuai dengan UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU, oleh karena itu bank tidak dapat dituntut baik pidana maupun perdata. (Lihat pasal 28 dan 29 serta 72 ayat (1) dan (2) UU No. 8/2010)," katanya saat dihubungi Suara.com, Senin (18/8/2025).
Menurut Yunus, Pasal 72 ayat (1) UU TPPU menjadi payung hukum bagi aparat penegak hukum untuk meminta informasi rekening nasabah kepada bank dalam proses penyidikan.
Lebih lanjut, ayat (2) dalam pasal yang sama secara eksplisit menyatakan bahwa ketentuan kerahasiaan bank tidak berlaku untuk kepentingan pemeriksaan perkara pencucian uang.
Baca Juga: Berkaca Kasus Nikita Mirzani, Bolehkah Data Transaksi Nasabah Dibuka?
Yunus menambahkan, bank juga diberikan kekebalan hukum dari tuntutan perdata maupun pidana atas tindakan tersebut.
Hal ini diperkuat oleh Pasal 44 ayat (2) UU TPPU, yang mengatur kewajiban bank sebagai penyedia jasa keuangan untuk segera menindaklanjuti permintaan dari PPATK atau penegak hukum lainnya.
"Bank berhak memberikan informasi terkait nasabah kepada aparat penegak hukum, karena filosofinya adalah ada kepentingan umum yang lebih besar, yaitu penegakan hukum, yang harus didahulukan di atas kepentingan nasabah selaku individu," jelas Yunus.
Sementara itu, pihak PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah memberikan pernyataan resmi terkait pengungkapan rekening koran Nikita Mirzani.
Dalam sidang dugaan kasus pemerasan dan TPPU di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025), Nikita sempat menyuarakan kekecewaannya.
Menanggapi hal tersebut, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn, mengonfirmasi kehadiran perwakilan BCA sebagai saksi dalam persidangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi