Suara.com - Pengamat militer dan intelijen, Connie Rahakundini Bakrie, melontarkan peringatan tajam kepada Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Connie secara tegas meminta Gibran untuk tidak memandang sebelah mata gejolak sosial yang terjadi di Pati, Jawa Tengah, karena menurutnya hal itu adalah cermin dari kekuatan rakyat yang sesungguhnya.
Peringatan ini disampaikan Connie saat membahas fenomena budaya "yes man" atau penjilat yang dinilainya telah merusak tatanan sosial dan pemerintahan di Indonesia selama satu dekade terakhir.
Dalam perbincangannya di sebuah podcast bersama Hendri Satrio, ia mengkritik keras sikap permisif dan ABS (Asal Bapak Senang) yang membuat para pemimpin kehilangan kepekaan.
Menurut Connie, budaya "yes man" ini telah melahirkan generasi "pemimpin yang arogan," yang merasa bisa mengatur segalanya tanpa mau mendengar kritik dan suara dari bawah.
Ia melihat bahwa dampak dari arogansi kekuasaan ini pada akhirnya akan berhadapan langsung dengan perlawanan publik.
"Kekuatan suara rakyat, seperti pada kasus Pati, adalah sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh," ujar Connie dikutip dari YouTube pada Selasa (19/8/2025).
Kasus Pati, yang bermula dari tragedi pengeroyokan bos rental hingga munculnya stigma negatif terhadap seluruh wilayah, menjadi contoh konkret yang disorot Connie.
Ia menilai, reaksi kolektif dan perlawanan warga Pati terhadap labelisasi negatif merupakan wujud nyata bagaimana rakyat bisa bersatu dan menunjukkan kekuatannya ketika merasa terzalimi.
Baca Juga: Sebut Pemakzulan Gibran Bukan Hal Sulit, Refly Harun: Kuncinya Adalah Prabowo!
Lebih jauh, Connie menganalogikan perlawanan senyap masyarakat ini sebagai sebuah simbol perjuangan yang kuat.
Baginya, kasus Pati bukan lagi sekadar isu lokal, melainkan telah menjadi lambang perlawanan rakyat terhadap tirani dan ketidakadilan.
Ia bahkan menyamakannya dengan bendera "One Piece" yang dalam cerita fiksi populer menjadi simbol perjuangan untuk kebebasan melawan pemerintahan dunia yang tiran.
Analogi ini menegaskan betapa kuatnya sebuah simbol dapat mempersatukan gerakan perlawanan rakyat.
Pesan pamungkas dalam analisisnya itu ditujukan langsung kepada Gibran Rakabuming Raka. Connie menyarankan putra sulung Presiden Jokowi itu untuk mengambil pelajaran berharga dari apa yang terjadi di Pati sebelum resmi menjabat sebagai wakil presiden.
"Jangan pernah meremehkan kekuatan rakyat yang bersatu di bawah sebuah simbol, seperti bendera," kata Connie.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Terkuak Dalam Rekonstruksi: Tiga TNI Terlibat Kasus Penculikan Kacab Bank, Siapa Saja?
-
Dari Tanah Merah Menjadi Kampung Tanah Harapan, Pramono Janjikan Pembangunan Total dan Banjir Bansos
-
Prabowo Mau Manfaatkan Uang Sitaan Koruptor, Ini Pos-pos yang Bakal Kecipratan
-
Diduga karena Masalah Asmara, Seorang Pria Tewas Ditusuk di Condet
-
Mau Kirim 500 Ribu Pekerja ke Luar Negeri, Pemerintah Siapkan Anggaran hingga Rp25 T, Buat Apa Saja?
-
Sidang Perdana Kasus TPPU Eks Sekretaris MA Nurhadi Digelar Hari Ini
-
Masih Lemas Usai Selang Makan Dilepas, Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Kapan Diperiksa?
-
KUHAP Baru Disahkan! Gantikan Aturan Warisan Orde Baru
-
Mencekam! Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali Tewaskan 5 Orang, Bus Agra Mas yang Mulai?
-
Dilaporkan ke MKD, Komisi III Bantah Catut Nama LSM dalam Pembahasan RKUHAP