Suara.com - Di balik citra Banten sebagai "Tanah Jawara" yang gagah dan penyangga Ibu Kota dengan industri raksasanya, tersimpan sebuah ironi yang menusuk.
Jauh dari gemerlap pabrik dan kota-kota mandiri, wilayah Banten Selatan justru menjadi episentrum kantong-kantong kumuh, seolah terlupakan dari kue pembangunan.
Fakta pahit ini terungkap dari data Pemerintah Provinsi Banten, yang menyorot Kabupaten Lebak sebagai wilayah dengan kawasan kumuh terluas se-provinsi, mencapai angka fantastis 1.233,98 hektare.
Luasan ini hampir setara dengan setengah dari total wilayah kumuh di Banten, menjadi potret nyata ketimpangan yang mengakar.
Kondisi ini memaksa Pemprov Banten di bawah kepemimpinan Gubernur Andra Soni dan Wakil Gubernur Ahmad Dimyati Natakusumah untuk menempatkan Banten Selatan sebagai prioritas utama.
Ini bukan lagi sekadar program pembangunan, melainkan sebuah pertaruhan untuk membuktikan janji politik “Banten Maju, Adil, Merata dan Tidak Korupsi”.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Banten, Rachmat Rogianto, mengakui skala masalah yang masif ini.
Namun, ia mengklaim pemerintah telah bergerak melampaui target.
“Pada 2025, kami telah menangani penataan 400 hektare kawasan kumuh, melebihi target semula yang hanya 100 hektare,” kata Rachmat, dilansir dari Antara.
Kesenjangan antara utara dan selatan Banten tergambar jelas dalam data sebaran kawasan kumuh.
Baca Juga: Di Depan Gubernur Banten, Pimpinan KPK Ungkap Pungli Perizinan di Tangerang: Terus Terang Minta Duit
Jika Kota Tangerang Selatan hanya memiliki 8,68 hektare, Lebak dan Pandeglang di selatan menjadi cerminan wajah Banten yang lain.
- Kabupaten Lebak: 1.233,98 hektare
- Kabupaten Tangerang: 845,56 hektare
- Kabupaten Serang: 252,75 hektare
- Kabupaten Pandeglang: 110,69 hektare
Total, sebanyak 483.875 jiwa setara dengan populasi satu kota sedang tercatat tinggal di kawasan-kawasan ini, bergelut dengan masalah sanitasi, bangunan tidak layak, hingga akses air bersih yang terbatas.
Sekretaris DPRKP Banten, Rinto Yuwono, menegaskan bahwa program ini bukanlah proyek "kosmetik" yang hanya memperbaiki bangunan. Akar masalahnya jauh lebih dalam: lingkungan yang tidak sehat dan ketiadaan peluang ekonomi.
“Kalau hanya memperbaiki bangunan tanpa memperbaiki sistem lingkungan dan peluang ekonomi, masalah kumuh akan muncul kembali,” ujar Rinto.
Ini adalah pengakuan jujur bahwa solusi instan tidak akan berhasil. Oleh karena itu, strategi yang dijalankan bersifat terintegrasi.
Menurut Rinto, kolaborasi menjadi kunci. “Ini harus dikerjakan bersama-sama dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, dan masyarakat,” katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Di Depan Gubernur Banten, Pimpinan KPK Ungkap Pungli Perizinan di Tangerang: Terus Terang Minta Duit
-
Hasil Survei 32 Persen Warga Banten Kurang Puas, Andra Soni Bicara Fokus Utama
-
Komentar Gubernur Banten Soal Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek di Tengah Usaha Tarik Investor
-
Menikmati Pesona Wisata Hidden Gem: Curug Munding di Lebak Banten
-
Kekayaan Dedi Mulyadi Vs Andra Soni, Sama-sama Unggul di Pilgub Banten dan Jabar Versi Hitung Cepat
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!