Sementara terkait kenaikan PBB-P2 di sejumlah daerah, Syahganda menganggap hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan di pemerintah pusat yang tengah melakukan efisiensi sehingga berdampak terhadap dana transfer ke daerah.
"Itu kan rangkaian yang memang tercipta karena seorang menteri keuangan yang dia itu mengurangi transfer kepada daerah. Padahal daerah itu kan tidak diajak berunding," kata Syahganda.
Berdasarkan rangkaian kejadian tersebut, Syahganda berkeyakinan ada upaya struktural yang sengaja menggerakan peristiwa-peristiwa yang bikin gaduh di masyarakat.
"Jadi kita lihat ini struktural, kelihatan memang ini diorkestrasi di pusat, ada orang yang bermain, sekelompok orang yang memang tidak menginginkan Prabowo ini jadi presiden yang kuat, jadi dia dilemahkan, gitu loh supaya rakyat tidak mencintai dia," kata Syahganda.
Syahganda berpendapat tidak menutup kemungkinan ada kekuatan-kekuatan di era pemerintahan sebelumnya di balik rangkaian peristiwa yang ada sepanjang tahun ini, termasuk oleh pihak oligarki yang merasa dirugikan terhadap kepemimpinan Prabowo yang tegas.
"Ya kalau menurut saya sih pasti kekuatan lama, kekuatan Jokowi dan kawan-kawannya dan para oligarki karena apa? Karena Prabowo ini kan terlalu keras, terlalu keras dalam antikorupsi yang orang-orang yang begitu istimewa dan diuntungkan," katanya.
"Jadi kalau kita pakai analisa political economy, kita lihat saja siapa yang diuntungkan secara ekonomi dalam rezim lalu dan sekarang nggak untung lagi," Syahganda menambahkan.
Serangan ke Prabowo
Syahganda melihat serangan terhadap Prabowo tidak hanya dilakukan secara struktural, melainkan gesit dan masif.
Baca Juga: 'Ini Ganjil Sekali!', Dokter Tifa Bongkar Keanehan di Balik Pemeriksaan Kasus Ijazah Jokowi
Ada pihak-pihak yang bertujuan membuat Prabowo tidak dicintai lagi oleh rakyat. Indikasi tersebut sudah terlihat dari komentar-komentar di media sosial, baik oleh netizen maupun buzzer.
"Kalau kita lihat dari medsos-medsos baik di TikTok, baik di X, dia apa segala, sekarang kan jumlah yang menyerang Prabowo makin banyak, yang omon-omon lah disebut, Indonesia gelap, Indonesia Cemas, apa sekarang kan semua digoreng oleh masyrakat kan gampang kan," kata Syahganda.
Menariknya, menghadapi serangan di media sosial, Prabowo ternyata tidak menggunakan buzzer untuk melakukan kontra narasi.
"Nah Prabowo sendiri dia saya lihat tidak seperti Jokowi yang memelihara buzzer, memelihara influencer," kata Syahganda.
Padahal menurut dia, setiap komentar yang timbul dengan tujuan menyerang Prabowo memiliki narasi yang seragam, yang diduga dilakukan oleh robot.
"Robot-robot ini kebanyakan sekarang itu dipelihara untuk memusuhi Prabowo," ujarnya.
Berita Terkait
-
Istana Mau Bikin Kementerian Haji, Mensesneg Blak-blakan: Ini Permintaan Arab Saudi
-
Gagal ke Senayan Jadi Wamen, Harta Rp17 M Noel Disorot Usai Kena OTT KPK
-
OTT Wamenaker Jadi Alasan Prabowo 'Sapu Bersih' Kabinet Pertamanya?
-
Istana Geser ke Hambalang? Prabowo Panggil Para Jenderal dan Menteri Rapat Maraton di Rumah Pribadi
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan