Publik sedang berada di puncak kemarahan akibat serentetan kontroversi DPR: dari tuntutan kenaikan tunjangan hingga pernyataan arogan "rakyat jelata".
Hoax Pasha datang sebagai katarsis, sebuah pelepasan amarah yang terasa memuaskan.
4. Faktanya: Psikologi "Confirmation Bias" Bekerja Sempurna
Inilah alasan paling ilmiah mengapa kita mudah tertipu.
Fenomena ini disebut "Confirmation Bias" atau bias konfirmasi.
Kita cenderung menerima informasi yang mengonfirmasi apa yang sudah kita yakini, dan menolak informasi yang bertentangan.
Publik sudah sangat yakin bahwa DPR korup. Jadi, ketika muncul cerita yang mengonfirmasi keyakinan itu, otak kita langsung menerimanya sebagai kebenaran tanpa perlu verifikasi. Hoax ini tidak menipu logika kita; ia memanipulasi keyakinan kita.
5. Faktanya: Jejak Politik Pasha Ungu yang Pragmatis
Jika kita melihat jejak politiknya, Pasha adalah seorang politisi yang cukup pragmatis.
Baca Juga: Kekayaan Pasha Ungu, Viral Mundur dari DPR RI Gegara Tak Mau Makan Uang Haram, Benarkah?
Dari mantan Wakil Wali Kota Palu hingga kini menjadi anggota DPR RI dari PAN, ia adalah bagian dari sistem politik yang ada.
Narasi bahwa ia tiba-tiba melakukan 'tindakan yang beda" yang dramatis sangat tidak sesuai dengan karakternya sebagai politisi yang cenderung mengikuti arus.
Ini membuat klaim dalam video tersebut semakin tidak masuk akal jika dilihat dari rekam jejaknya.
Pada akhirnya, viralnya hoax Pasha Ungu adalah diagnosa yang menyedihkan tentang kondisi demokrasi kita.
Ini bukan lagi soal Pasha, ini soal betapa dalamnya krisis kepercayaan publik hingga sebuah kebohongan yang indah terasa lebih nyata daripada kebenaran yang mengecewakan.
Menurut Anda, apa yang harus kita lakukan sebagai masyarakat agar tidak mudah termakan hoax yang memanipulasi emosi seperti ini?
Tag
Berita Terkait
-
Kekayaan Pasha Ungu, Viral Mundur dari DPR RI Gegara Tak Mau Makan Uang Haram, Benarkah?
-
Benarkah Viral Pasha Ogah 'Makan Uang Haram' dan Pilih Mundur dari DPR?
-
Kursi Wamenaker Kosong, DPR Serahkan ke Prabowo Ajukan 2 Syarat Mutlak!
-
DPR Dikatai Tak Punya Empati, Sahroni: Kerja Kami di Dapil Tak Terekspos, Silakan Maki-Maki Saja!
-
Sahroni Bela Pernyataannya 'Mental Orang Tolol Sedunia' : Kami Juga Manusia!
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Beda dari Tahun-Tahun Sebelumnya, Reuni Akbar 212 Bakal Digelar Usai Magrib
-
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Blitar, BMKG Ungkap Penyebabnya
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak