Suara.com - Bentrokan antara aparat kepolisian dan massa demonstran yang menelan korban jiwa, driver ojol Affan, akibat dilindas kendaraan taktis Brimob, kembali memantik perhatian publik.
Pengamat politik Rocky Gerung, dalam analisisnya, melihat peristiwa tragis ini bukan sekadar insiden tunggal, melainkan akumulasi dari ketegangan sosial dan politik yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Rocky Gerung menekankan bahwa setiap demonstrasi massal selalu memiliki potensi kekerasan. Namun, ia mengingatkan bahwa hak rakyat untuk berdemonstrasi harus dijamin keamanannya.
"Tidak boleh menghalangi rakyat demonstrasi," tegas Rocky dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official, Jumat (29/8/2025) malam.
Sebaliknya, ia juga menyoroti pentingnya massa untuk menghormati aturan demonstrasi dan tidak bertindak brutal. Namun, kondisi bentrokan yang berulang kali terjadi menunjukkan adanya pemicu atau momentum yang tak terhindarkan.
Salah satu poin krusial yang disoroti Rocky adalah absennya rasa aman dalam menyampaikan pendapat bagi warga negara. Menurutnya, selama satu dekade terakhir, terutama di bawah pemerintahan sebelumnya, iklim kebebasan berpendapat terasa terpasung.
"Kondisi yang bertahun-tahun tidak dihasilkan selama 10 tahun ini. Seolah-olah berpendapat itu dihadang oleh undang-undang. Karena itu akan ada penjara menunggu," ujarnya.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) secara khusus disebut Rocky sebagai instrumen yang menghalangi ekspresi publik dengan ancaman-ancaman yang dianggap tidak masuk akal.
Akibatnya, energi kemarahan dan frustrasi masyarakat terakumulasi. Ledakan yang terjadi di jalan raya, menurut Rocky, adalah manifestasi dari penahanan ekspresi selama sepuluh tahun tersebut.
Baca Juga: Affan Kurniawan Dibunuh Polisi, Pemain Timnas Indonesia: Demokrasi Indonesia Mati!
Lebih dari sekadar persoalan kebebasan berpendapat, Rocky Gerung juga melihat adanya frustrasi sosial yang mendalam akibat kondisi ekonomi. Ia menggambarkan jalan raya sebagai titik pertemuan antara "gumpalan energi yang selama 10 tahun ini tertahan" dan "kondisi riil masyarakat kita yang mengalami kesulitan ekonomi."
"Jadi jalan raya itu jadi semacam pertemuan antara gumpalan energi yang selama 10 tahun ini tertahan dan kondisi riil masyarakat kita yang mengalami kesulitan ekonomi," jelas Rocky.
Kombinasi dari represi kebebasan berpendapat dan tekanan ekonomi inilah yang kemudian berujung pada peristiwa tragis seperti kematian driver ojol Affan.
Tragedi kematian Affan, oleh Rocky, dilihat sebagai keluhan demokrasi yang berujung pada peristiwa tragis. Ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya menjamin hak berekspresi secara aman dan mengatasi akar masalah ekonomi yang memicu gejolak sosial.
Peristiwa ini sekaligus menjadi alarm bagi pemerintah untuk mengevaluasi kembali pendekatan terhadap penanganan demonstrasi dan memastikan bahwa kebebasan berpendapat serta kesejahteraan rakyat menjadi prioritas utama.
Berita Terkait
-
Affan Kurniawan Dibunuh Polisi, Pemain Timnas Indonesia: Demokrasi Indonesia Mati!
-
Demo Jogja Memanggil Berujung Ricuh, Mobil Polisi Jadi Sasaran Amukan Massa
-
IMM Bongkar 'Skenario Busuk' di Balik Ricuh Demo DPR: Ada Upaya Cuci Tangan?
-
Affan Kurniawan Dilindas Brimob, Raksasa Liga Prancis Suarakan Keadilan
-
BPJS Ketenagakerjaan Turut Berbela Duka, Ojol Affan Kurniawan Meninggal Saat Sedang Mencari Nafkah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Belum Terima BLTS? PT Pos Indonesia Pastikan Surat Pemberitahuan Masih Terus Didistribusikan
-
Survei Tingkat Kepercayaan ke Lembaga Negara: BGN Masuk Tiga Besar, DPR-Parpol di Posisi Buncit
-
Darurat Banjir-Longsor Sumut, Bobby Nasution Fokus Evakuasi dan Buka Akses Jalur Logistik yang Putus
-
KPK Panggil Kakak Hary Tanoe dalam Kasus Bansos Hari Ini
-
Survei Terbaru Populi Center Sebut 81,7 Persen Publik Yakin Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Lebih Baik
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda
-
Rano Karno: JIS Siap Hidup Lagi, Pemprov DKI Benahi Akses dan Fasilitas Pendukung