Suara.com - Kematian tragis seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan akibat terlindas kendaraan taktis Brimob dalam kerusuhan di Jakarta menyisakan duka mendalam dan memicu gelombang solidaritas.
Namun, menurut pengamat politik Rocky Gerung, peristiwa ini lebih dari sekadar insiden tunggal. Ada elemen tersembunyi yang kompleks, terutama terkait dinamika sosial-ekonomi kelas menengah dan persaingan politik elit, yang perlu diurai untuk memahami akar permasalahan.
Rocky Gerung mengatakan semua peristiwa yang bersifat massal yaitu demonstrasi di dalamnya ada dua elemen. Elemen yang terlihat dan elemen yang tersembunyi.
"Elemen yang terlihat adalah tewasnya seorang warga negara yang mencari nafkah di jalan raya dan itu sangat tragis dan itu menimbulkan empati besar atau simpati terhadap perjuangan kawan pekerja Ojol ini," ujar Rocky dikutip dari Youtube nya.
Namun, di balik tragedi yang terlihat, Rocky Gerung mengidentifikasi "elemen tersembunyi" berupa potensi pemanfaatan peristiwa ini untuk kepentingan persaingan politik elit.
Menurutnya, insiden tewasnya Affan bisa menjadi momentum yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk melanjutkan "keinginan persaingan politik." Hal ini termasuk potensi penggunaan media sosial untuk provokasi, dengan tujuan menciptakan peluang perubahan drastis dalam konstelasi politik.
Rocky menduga adanya persaingan elitis di balik layar, terutama mengingat dinamika hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan Jokowi.
Prabowo, yang mungkin sedang mencari strategi untuk memenuhi tuntutan rakyat agar "menarik garis" dari kebijakan Jokowi, dan Jokowi sendiri yang mungkin merasa tekanannya makin kuat sehingga perlu mempersiapkan kekuatan politik baru.
Rocky Gerung menekankan pentingnya memisahkan peristiwa tragis itu sendiri dari potensi pemanfaatannya dalam persaingan politik.
Baca Juga: Bentrok, Rocky Gerung: Akumulasi Frustrasi di Balik Tragedi Kematian Driver Ojol Affan
Kematian Affan adalah sebuah tragedi yang memerlukan penyelesaian hukum dan keadilan. Namun, pada saat yang sama, masyarakat harus bersikap bijak dalam melihat bahwa ada kepentingan persaingan politik yang mulai terbuka dan berpotensi memanfaatkan peristiwa tragis ini.
Persaingan politik yang memanfaatkan tragedi sosial seperti ini dapat membahayakan stabilitas dan memperburuk kondisi ekonomi, politik, serta kepercayaan publik.
Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan untuk menyoroti baik aspek kemanusiaan maupun intrik politik yang mungkin bermain di balik setiap peristiwa massal.
Tag
Berita Terkait
-
Bentrok, Rocky Gerung: Akumulasi Frustrasi di Balik Tragedi Kematian Driver Ojol Affan
-
Jerome Polin Tolak Mentah-Mentah Rp150 Juta dari Pemerintah: Bongkar Operasi Buzzer Ajakan Damai
-
Affan Kurniawan Dibunuh Polisi, Pemain Timnas Indonesia: Demokrasi Indonesia Mati!
-
Demo Jogja Memanggil Berujung Ricuh, Mobil Polisi Jadi Sasaran Amukan Massa
-
Sahabat Ungkap Kondisi Badan Affan Kurniawan Usai Tiba di RSCM
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah