Suara.com - Puncak amuk massa di kediaman politikus NasDem Ahmad Sahroni terekam dalam sebuah video mengerikan yang kini viral di media sosial.
Video tersebut menunjukkan kondisi bagian dalam rumah 'Sultan Priok' yang mewah setelah berhasil diterobos dan diobrak-abrik oleh massa pada Sabtu (30/8/2025).
Rekaman yang diambil dari sudut pandang orang pertama itu memperlihatkan pemandangan yang sungguh memilukan.
Lantai marmer hitam yang tadinya berkilau kini dipenuhi serpihan kaca, pecahan perabotan, dan sampah. Suasana di dalam rumah yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara itu, benar-benar kacau balau.
Sejumlah orang terlihat masih berada di dalam rumah, beberapa di antaranya ikut melakukan perusakan, sementara yang lain tampak menjarah barang-barang yang bisa mereka ambil.
Suara perekam video terdengar panik dan terkejut melihat skala kerusakan yang terjadi.
"Situasi terkini dari dalam rumah Ahmad Sahroni. Semuanya sudah habis, hancur, diamuk sama massa," ujar suara dalam video tersebut.
Kamera kemudian menyorot ke berbagai sudut rumah, dari ruang tamu yang berantakan, meja makan yang terguling, hingga area dapur yang isinya berhamburan. Semua menjadi saksi bisu betapa brutalnya amarah massa yang tak terkendali.
Iron Man dan Spiderman Tak Berdaya
Baca Juga: Geger! Video Ratusan Massa Geruduk Rumah Ahmad Sahroni di Priok, Netizen Ungkap Isu Penjarahan
Hal yang paling menyita perhatian dari video tersebut adalah nasib tragis koleksi superhero milik Ahmad Sahroni, yang selama ini kerap ia pamerkan di media sosialnya.
Sang perekam video secara spesifik menyebut bahwa salah satu koleksi paling berharga telah hilang.
"Patung Iron Man sudah berhasil dibawa," katanya, mengonfirmasi bahwa aksi massa telah berubah menjadi penjarahan barang-barang mewah.
Tak hanya itu, di tengah puing-puing, kamera sempat menyorot sebuah objek berwarna merah dan biru yang tergeletak mengenaskan di lantai.
Objek tersebut diidentifikasi sebagai kostum Spiderman, salah satu koleksi kebanggaan Sahroni. Dua ikon superhero yang dikenal sebagai pelindung kaum lemah itu justru tak berdaya saat amarah massa meluap.
Kondisi ini menjadi ironi yang pedih, di mana simbol kekuatan dan keadilan justru menjadi korban perusakan dan penjarahan. Kerusakan tidak hanya menimpa perabotan, tetapi juga barang-barang pribadi yang memiliki nilai sentimental dan koleksi tinggi bagi pemiliknya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
Pemerintah-DPR Sepakat Pertegas Pencabutan Hak Profesi bagi 'Residivis' di RUU Penyesuaian Pidana
-
IDAI Desak Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional: Anak Paling Rentan Terimbas
-
Darurat Hukum Narkoba! Pemerintah 'Hidupkan' Lagi Pasal Lama, Ini Alasan di Baliknya
-
Tiga Bupati Aceh Kompak Angkat Tangan! Minta Bantuan Provinsi karena Bencana Sudah 'Di Luar Kendali'
-
Kala Hujan Tak Lagi Jadi Berkah, Mengurai Akar Masalah Banjir Sumatra
-
Misteri Kayu Gelondongan Hanyut saat Banjir Sumatera, Mendagri Tito Siapkan Investigasi
-
Ketua MPR: Bencana Sumatera Harus Jadi Pelajaran bagi Pemangku Kebijakan Soal Lingkungan
-
Ngerinya 'Tabrakan' Siklon Senyar dan Koto, Hujan Satu Bulan Tumpah Sehari di Aceh
-
IDAI Ingatkan: Dalam Situasi Bencana, Kesehatan Fisik hingga Mental Anak Harus Jadi Prioritas
-
Perempuan yang Dorong Petugas hingga Nyaris Tersambar KRL Ternyata ODGJ