Suara.com - Rumah milik anggota DPR, Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk dan dijarah oleh massa yang datang dari berbagai wilayah.
Sejumlah warga menyebutkan bahwa massa tidak seluruhnya berasal dari lingkungan sekitar.
Dalam aksi penjarahan yang terjadi pada Sabtu, 30 Agustus 2025, ada yang datang dari Bahari, Cilincing, hingga Kemayoran.
Sari, salah seorang warga sekitar, mengatakan awalnya masyarakat hanya berniat melakukan aksi unjuk rasa di rumah tersebut.
Namun situasi berubah ketika kelompok massa lain mulai merusak dan menjarah isi rumah.
"Kemarin nggak ada, nggak dateng kayak begini. Kalau kayak gini emang udah niat penjarahan. Kita tadinya cuma ngedemo doang, nggak kayak gini," ujar Sari.
Penjarahan yang terjadi dipicu oleh kemarahan massa terkait pernyataan kontroversial Sahroni pada 22 Agustus 2025.
Dalam pernyataanya, polisi partai NasDem itu menyebut "orang yang bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia."
Pernyataan Sahroni memicu gelombang demonstrasi yang menyoroti kinerja DPR.
Baca Juga: Setelah Rumah Ahmad Sahroni Diamuk Massa, Eko Patrio Minta Maaf Soal Aksi Jogetnya
Massa menuntut agar DPR membatalkan kenaikan tunjangan, berujung tewasnya driver ojek online Affan Kurniawan.
Pernyataan Sahroni dianggap menyinggung dan merendahkan aspirasi masyarakat, sehingga memicu kemarahan yang berujung pada penjarahan.
Aksi penjarahan tidak hanya merusak properti rumah, tetapi juga mengakibatkan hilangnya sejumlah barang berharga milik Sahroni.
Barang-barang yang dijarah antara lain perabotan rumah tangga, kursi, meja, kulkas, AC, mesin cuci, serta dokumen penting seperti ijazah, sertifikat tanah, kartu keluarga, dan surat keterangan kepolisian.
Mobil yang terparkir di rumah Sahroni juga ikut dirusak oleh massa, termasuk beberapa koleksi mobil mewah dan kendaraan klasik.
Selain itu, massa menjarah koleksi action figure Iron Man milik Sahroni yang bernilai ratusan juta rupiah.
Seorang warganet mengungkapkan bahwa Sahroni sebenarnya sudah mendapat informasi mengenai potensi penjarahan sehari sebelumnya melalui grup RT, sehingga dia bisa melakukan langkah antisipatif.
Menurut informasi tersebut, Sahroni sudah memindahkan koleksi moge dan barang mewahnya ke dalam container di kawasan Priok agar tetap aman dari amukan massa.
Langkah ini memastikan bahwa sebagian besar aset bernilai tinggi tetap terjaga dan tidak ikut hilang dalam penjarahan.
Meski rumahnya dijarah, Sahroni sejatinya masih memiliki harta kekayaan dalam jumlah yang sangat besar, jauh di atas rata-rata pejabat pada umumnya.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per Februari 2025, total harta bersih yang dilaporkan mencapai Rp328.914.784.272.
Jumlah tersebut terdiri dari berbagai jenis aset mulai dari properti, kendaraan, logam mulia, barang seni, hingga kas dan setara kas.
Dalam laporan tersebut, Sahroni memiliki 19 aset tanah dan bangunan dengan nilai mencapai Rp139,5 miliar yang tersebar di Jakarta dan Bali.
Selain itu, dia juga tercatat memiliki 28 unit kendaraan dengan total nilai mencapai Rp38,1 miliar.
Mulai dari mobil mewah Porsche 911 Turbo S, beberapa unit Mercedes-Benz, Ferrari, hingga motor besar Harley-Davidson.
Harta bergerak lainnya, termasuk koleksi barang seni, logam mulia, dan barang antik, tercatat mencapai Rp107,7 miliar.
Sahroni juga memiliki surat berharga senilai Rp60 juta, serta kas dan setara kas sebesar Rp78,3 miliar yang membuat posisinya tetap aman secara finansial.
Dari total harta yang dimiliki, Sahroni juga melaporkan utang senilai Rp34,9 miliar, sehingga total harta bersih tetap berada di angka fantastis lebih dari Rp328 miliar.
Semua laporan harta tersebut sudah disampaikan secara resmi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sesuai aturan penyelenggara negara.
Banyak pihak menyoroti kontras antara aksi penjarahan di rumahnya dengan fakta bahwa Sahroni tetap memiliki banyak aset yang sudah diamankan.
Sebagian besar warga menilai langkah antisipatif Sahroni cukup efektif untuk menyelamatkan aset bernilai tinggi dari kerusakan dan kehilangan total.
Kontributor : Chusnul Chotimah
Berita Terkait
-
Ahmad Sahroni Lulus S3 dari Kampus Apa? Judul Disertasinya Viral Bikin Salfok
-
Profil Universitas Borobudur, Kampus S3 Ahmad Sahroni
-
Apa Judul Disertasi Ahmad Sahroni? Resmi Lulus S3, Tugas Akhirnya Bahas Korupsi
-
Vakum Medsos, Ahmad Sahroni Tiba-tiba Jadi Doktor Hukum, Disertasinya Bongkar Korupsi
-
Bro Ron PSI dan Ahmad Sahroni Bertemu, Sinyal Kejutan 10 November Menguat
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
Terkini
-
Prabowo Ubah Aturan, Sekarang Ekspatriat dan WNA Bisa Pimpin BUMN
-
Terbukti Berkontribusi Turunkan Kemiskinan, KEK Kendal Perlu Jadi Contoh Daerah Lain
-
Cuaca Hari Ini: 5 Provinsi Waspada Hujan Lebat, Jabodetabek Diprediksi Hujan Ringan
-
3 Fakta Rahmat Shah Ditipu: Modus Pelaku Makin Canggih, Ngaku Jadi Raline Shah
-
Pesan Keras di Gerbong Kereta, Grafiti Anti IDF Gegerkan Publik
-
Blak-Blakan, Prabowo Tolak Keponakan Ikut Proyek Kemhan: Cari Usaha Lain!
-
Prabowo Ingatkan Anak Muda: Kuasai Ekonomi Sebelum Jadi Pemimpin Politik
-
Jakarta Bersih-Bersih: Halte Transjakarta BNN dan Tiang Monorel Masuk Daftar Pembongkaran
-
DPR Akan Panggil Trans7, Cucun: Jangan Demi Rating Malah Memecah Belah Bangsa
-
Sidang Praperadilan Ditolak, Nadiem Makarim Tulis Surat Menyentuh dari Balik Jeruji