Suara.com - Gelombang kemarahan publik tampaknya belum reda. Setelah rumah Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni dijarah siang tadi, kini giliran rumah anggota Komisi IX DPR sekaligus politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Surya Utama alias Uya Kuya, yang digeruduk massa pada Sabtu (30/8) malam.
Penjarahan terjadi hanya beberapa jam setelah unggahan permintaan maaf Uya Kuya viral di media sosial. Dalam unggahan di akun Instagramnya, @king_uyakuya.
Uya Kuya menyampaikan permintaan maaf mendalam kepada seluruh masyarakat Indonesia terkait aksinya berjoget di akhir Sidang Tahunan MPR beberapa hari lalu, yang menuai kecaman publik.
“Saya Uya Kuya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, tulus dari hati saya yang paling dalam untuk seluruh masyarakat Indonesia… Saya berjanji akan lebih hati-hati lagi dalam bersikap dan bertindak,” kata Uya Kuya dalam video klarifikasinya.
Namun, permintaan maaf tersebut tak mampu meredam kemarahan massa. Sekitar pukul 23.20 WIB, ratusan orang mendatangi rumah bercat putih milik Uya di Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Dalam banyak video yang beredar, pagar rumah dijebol, kaca jendela dipecahkan, dan teriakan “masukin-masukin, bongkar-bongkar!” menggema di lokasi.
Begitu pagar terbuka, massa langsung merangsek masuk hingga ke bagian teras, ruang tamu, dan lantai dua rumah. Barang-barang berharga dijarah tanpa sisa, sementara foto-foto keluarga Uya Kuya yang terpajang di ruang tamu ikut jadi sasaran amarah.
Saat insiden berlangsung, Uya Kuya dan keluarganya sudah tidak berada di rumah. Minimnya pengamanan membuat massa bergerak bebas tanpa hambatan, mirip dengan apa yang terjadi di rumah Ahmad Sahroni beberapa jam sebelumnya.
Tiga Penjarahan dalam Sehari, Situasi Politik Memanas
Baca Juga: 'Mundur atau Situasi Makin Parah,' Ultimatum Buat Ahmad Saroni, Eko Patrio, Uya Kuya dan Nafa Urbach
Peristiwa ini terjadi di tengah memanasnya situasi politik nasional. Uya Kuya sebelumnya menuai sorotan karena aksinya berjoget saat acara kenegaraan, yang dianggap tidak pantas di tengah kondisi bangsa yang tengah bergejolak.
Meski telah menyampaikan permintaan maaf berulang kali, gelombang protes masyarakat tak kunjung mereda. Penjarahan rumah Uya Kuya hanya berselang beberapa jam dari insiden serupa yang menimpa Ahmad Sahroni dan Eko Patrio menandakan meningkatnya tensi politik dan sosial di ibu kota.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Prabowo Beri Hasto Amnesti, Habiburokhman: Agar Hukum Tak Jadi Alat Balas Dendam Politik
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
Waspada Rob! Malam Minggu Pluit dan Marunda Masih Tergenang, BPBD DKI Jakarta Kebut Penyedotan Air
-
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
-
Darurat Kekerasan Sekolah! DPRD DKI Pastikan Perda Anti Bullying Jadi Prioritas 2026
-
Update Banjir Rob Jakarta: 17 RT Kepulaun Seribu Terdampak, 6 RT di Jakarta Utara Kembali Terendam!
-
Gelar Panggung Musikal di Sarinah, Aktivis Sebut Banjir Sumatera Tragedi Ekologis
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Hasto Kristiyanto: Respons Bencana Alam Bukan Sekadar Bantuan Cepat
-
Disidak Menteri LH Buntut Banjir, 3 Perusahaan Raksasa Ini Wajib Setop Operasi di Batang Toru