Suara.com - Penulis muda Indonesia, Boy Candra, kembali menyuarakan kritik sosialnya.
Kali ini, ia menyoroti fenomena pejabat yang masih menggunakan cara lama dalam membangun citra di media sosial (Medsos).
Lewat sebuah unggahan, Boy menegaskan bahwa strategi pencitraan murahan sudah tidak lagi relevan di era digital.
Menurutnya, publik Indonesia—terutama netizen—terlalu aktif dan kritis untuk ditipu dengan drama ala politik gaya lama.
“Siapapun pejabat, kalau mau bikin drama pencitraan, pastikan aktornya enggak pernah main sosial media sama sekali seumur hidup,” tulis Boy, dikutip dari akun Instagramnya, @boycandra, Selasa, 2 September 2025.
Ia melanjutkan, masyarakat saat ini hidup berdampingan dengan dunia maya setiap hari, sehingga trik lama untuk mengelabui publik tak lagi berjalan.
“Apalagi sama netizen Indonesia. Mereka setiap hari hidup di internet,” tambahnya.
Boy juga menekankan bahwa pola komunikasi politik yang digunakan satu dekade lalu sudah tidak bisa diterapkan lagi.
“Trik-trik drama pencitraan di internet tahun 2014 nggak usah dipakai lagi tahun 2025. Udah enggak relevan itu,” tegasnya.
Baca Juga: Sebut Masyarakat Gampang Terprovokasi, Mendagri Tito Karnavian Minta Pejabat Setop Flexing
Dengan nada satir, penulis asal Sumatra Barat itu bahkan memberi saran pedas bagi pejabat yang masih mengandalkan strategi pencitraan murahan.
“Mending ganti konsultan sosial media dulu sana,” tulisnya.
Unggahan Boy Candra tersebut menuai banyak respons dari warganet.
Sebagian besar mengamini pernyataannya bahwa publik kini jauh lebih kritis dalam menilai perilaku pejabat, khususnya di media sosial.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
LPSK Sebut Ammar Zoni Ajukan Justice Collaborator: Siap Bongkar Jaringan Besar Narkotika?
-
Pemerintah Perkuat Komitmen Perubahan Iklim, Pengelolaan Karbon Jadi Sorotan di CDC 2025
-
Pramono Anung Genjot Program Kesejahteraan Hewan untuk Dongkrak Jakarta ke Top 50 Kota Global 2030
-
Diperiksa 14 Jam Dicecar 47 Pertanyaan: Kenapa Polisi Tak Tahan Lisa Mariana di Kasus Video Syur?
-
Profil Mirwan MS: Bupati Aceh Selatan, Viral Pergi Umroh saat Rakyatnya Dilanda bencana
-
Benteng Alami Senilai Ribuan Triliun: Peran Mangrove dalam Melindungi Kota Pesisir
-
Pergub Sudah Berlaku, Pramono Anung Siap Tindak Tegas Pedagang Daging Kucing dan Anjing
-
Banjir Rob Jakarta Berangsur Turun, Pramono Anung: Mudah-Mudahan Segera Normal
-
Telkom Pastikan Akses Free WiFi di Posko Bencana Tersedia Gratis bagi Masyarakat
-
Menhut Raja Juli Disorot DPR soal Bencana Sumatra, Respons soal Usulan Mundur Jadi Sorotan