News / Nasional
Minggu, 07 September 2025 | 16:00 WIB
17+8 Tuntutan Rakyat (rakyatmenuntut.net)

Suara.com - Minta judul-judul menarik untuk artikel: Gelombang protes dengan tajuk “17+8 Tuntutan Rakyat” terus bergema di jagat media sosial. Salah satu suara yang ikut menyoroti isu ini datang dari konten kreator Fathian Pujakesuma.

Lewat unggahannya, Fathian menegaskan pentingnya persatuan meskipun ada beberapa poin tuntutan yang tidak sepenuhnya ia setujui.

“Walau ada poin yang gua nggak setuju-setuju banget dalam tuntutan 17+8, yap, gua tetap dukung, tetap post (itu) anyway,” tulis Fathian, dikutip Minggu, 7 September 2925.

Ia mencontohkan, salah satunya terkait undang-undang perampasan aset yang masuk dalam daftar tuntutan.

“Lo kira gua setuju dengan undang-undang perampasan aset? No. Ada di dalam tuntutan itu (yang gak gua setujuin), kenapanya kita bahas kapan-kapan ya,” ujarnya.

Namun bagi Fathian, perbedaan pendapat bukan alasan untuk menunda langkah.

Ia menekankan bahwa sebagian besar poin tuntutan justru mendapat dukungan masyarakat.

“Isi dari tuntutan 17+8 itu lebih dari setengah lo (masyarakat atau warganet) setuju dong? 60-70% lah. Yaudah, kita ajuin aja dulu,” katanya.

Menurutnya, proses perjuangan akan semakin lambat jika harus menunggu revisi atau perdebatan panjang.

Baca Juga: Repot? Mempertanyakan Sikap Pemerintah pada Tuntutan Rakyat 17+8

Apalagi, di tengah maraknya konten yang mencoba melemahkan gerakan ini.

“Karena tiba-tiba banyak banget konten-konten yang meng-counter tuntutan 17+8 ini. Yang ngetawain lah, yang minta revisi, apa segala macem. Aduh. Nggak bisa, nggak bisa,” tegasnya.

Kritik untuk Jerome dan Salsaer

Dalam unggahannya, Fathian juga menyinggung beberapa figur publik.

Salah satunya Jerome Polin yang sempat membagikan tawaran buzzer Rp 150 juta, yang kemudian terbukti palsu.

“Lo kira gua nggak sebel sama siapa ya, Jerome gitu? Aduh, Jerome. Ngepost tawaran buzzer Rp 150 juta, tapi tanpa sadar itu tawaran palsu, provokator itu, cuman bikin orang-orang marah aja,” ujarnya.

Selain Jerome, ia juga menyebut nama Salsa Erwina Hutagalung atau Salsaer yang dianggapnya tidak memberi kontribusi positif dalam situasi panas ini.

Meski begitu, Fathian menegaskan bahwa dirinya tetap menghargai berbagai suara, termasuk dari rekan sesama konten kreator, Ferry Irwandi, yang kerap ia ikuti.

“Even Ferry ya, walaupun gua follow-followab sama Ferry, tapi banyak hal yang gua nggak setuju, yet, gua dukung mereka semua. Because they have the voice,” katanya.

Analogi Avengers: Bersatu Hadapi “Monster Ungu

Untuk menggambarkan situasi, Fathian menggunakan analogi superhero Marvel.

Ia menyebut Iron Man dan Captain America yang meskipun masih berselisih, akhirnya bersatu untuk menghadapi musuh bersama.

“Nggak papa, lu kira Iron Man sama Captain America udah baikan? Belum. Masih sebel-sebelan itu, tapi mereka paham untuk mengalahkan ‘monster ungu’ ini, satu-satunya cara adalah bersatu,” ujarnya.

Fathian menutup pesannya dengan ajakan agar masyarakat tidak terprovokasi dan tidak terpecah belah.

“Unite, ego singkirin dulu. Jangan terpecah belah lagi temen-temen. Bersatu, ayo-ayo-ayo. Kita berantemnya entar aja, jangan terpecah belah, jangan terprovokasi, kita punya musuh bersama, yaitu ketidakadilan. So, let’s unite and fight for it,” tegasnya.

Load More