News / Nasional
Selasa, 09 September 2025 | 07:49 WIB
Presiden Prabowo Subianto melantik menteri dan wakil menteri baru Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025). (BPMI Sekretariat Presiden)
Baca 10 detik
  • Prabowo reshuffle 6 pejabat di wetonnya, Senin Pon.
  • Tanggal keramat 8 jadi kode keras target ekonomi 8%.
  • Purbaya Menkeu, Gus Irfan pimpin Kemenhaji baru.
[batas-kesimpulan]

Suara.com -  Sebuah getaran politik yang kental dengan nuansa simbolik terasa kuat dari Istana Negara.

Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah strategis dengan merombak atau reshuffle jajaran Kabinet Merah Putih pada Senin, sebuah hari yang kebetulan jatuh pada weton kelahirannya, Senin Pon, dan tanggal yang identik dengan angkanya: tanggal 8.

Tidak tanggung-tanggung, perombakan ini menyentuh lima kementerian strategis dan menandai lahirnya satu kementerian baru.

Total ada enam pejabat yang dilantik, sebuah manuver yang dibaca banyak kalangan bukan hanya sebagai penyegaran birokrasi, tetapi juga sebagai pesan kuat tentang arah pemerintahan ke depan.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo mengonfirmasi bahwa perombakan ini adalah hasil evaluasi berkelanjutan dari Presiden.

“Atas berbagai pertimbangan, masukan, dan evaluasi, yang dilakukan terus menerus oleh Presiden, maka pada sore ini sekaligus Presiden putuskan untuk melakukan perubahan susunan Kabinet Merah Putih pada beberapa jabatan kementerian," kata Prasetyo di Kantor Presiden.

Berikut adalah enam pejabat yang dilantik dalam perombakan kabinet tersebut:

Presiden Prabowo Subianto saat melakukan pelantikan pejabat negara. (Suara.com/Novian)

Daftar reshuffle kabinet Prabowo Berikut daftar lima menteri yang dicopot oleh Presiden Prabowo:

  • Budi Gunawan dari jabatan Menko Polkam
  • Sri Mulyadi dari jabatan Menteri Keuangan
  • Abdul Kadir Karding dari jabatan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI)/Kepala BP2MI
  • Budi Arie Setiadi dari jabatan Menteri Koperasi Dito Ariotedjo dari jabatan Menpora.

Kemudian, berikut empat menteri dan satu wamen yang dilantik Presiden Prabowo:

Baca Juga: Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo

  • Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan
  • Mukhtarudin sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI)/Kepala BP2MI
  • Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi
  • Irfan Yusuf sebagai Menteri Haji dan Umrah
  • Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah.

Energi Senin Pon dan Lahirnya Kementerian Baru

Langkah paling signifikan dalam reshuffle kali ini adalah pembentukan Kementerian Haji dan Umrah, sebuah instansi yang telah lama diwacanakan.

Penunjukan Irfan Yusuf atau Gus Irfan, cucu pendiri NU KH Hasyim Asy'ari, untuk memimpin kementerian ini menunjukkan upaya Prabowo merangkul kekuatan religius tradisional.

"Pemerintah bersama DPR RI resmi menyepakati pembentukan Kementerian Haji dan Umrah sebagai tindak lanjut pembahasan RUU Haji. Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani keputusan presiden (Keppres) mengenai pembentukan kementerian baru tersebut," jelas Prasetyo pada Senin (8/9/2025).

Namun, di balik kalkulasi politik yang terukur, pemilihan momentum Senin Pon pada tanggal 8 menjadi lapisan analisis tersendiri.

Dalam kosmologi Jawa, Senin Pon adalah weton yang sarat dengan watak kepemimpinan kuat, tegas, dan berwibawa.

Dengan melakukan perombakan besar di hari "keramat"-nya, Prabowo seolah sedang menyalurkan energi kepemimpinannya secara maksimal untuk mengawal babak baru pemerintahannya.

Kode Keras Ekonomi 8 Persen

Simbolisme ini mencapai puncaknya saat dihubungkan dengan target ekonomi yang digaungkan sejak awal: pertumbuhan 8 persen. Angka 8 yang jatuh tepat pada tanggal pelantikan seolah menjadi penegasan kosmik atas ambisi tersebut.

Penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa, yang sebelumnya menjabat Kepala LPS, sebagai komandan baru di Kementerian Keuangan menjadi jangkar dari pesan ini.

Ia tidak hanya dilantik pada tanggal 8, tetapi juga langsung diberi mandat untuk merealisasikan target pertumbuhan 8 persen. Sebuah kebetulan yang terlalu sempurna untuk diabaikan.

Ini adalah sebuah komunikasi politik tingkat tinggi. Prabowo seakan ingin berkata bahwa target ekonomi 8 persen bukanlah isapan jempol, melainkan sebuah "titah" yang telah direstui secara simbolik oleh alam.

Para tokoh yang hadir di Istana, seperti Purbaya dan Gus Irfan, menjadi eksekutor dari visi besar yang telah dikunci pada momentum sakral ini.

Pada akhirnya, kesakralan hari dan tanggal akan diuji oleh realita angka-angka. Namun sebagai langkah awal, Prabowo telah berhasil menciptakan sebuah narasi megah, memadukan tradisi mistis kepemimpinan Jawa dengan target ekonomi modern yang super ambisius.

Kini, bola ada di tangan para menteri baru untuk mengubah simbolisme menjadi kinerja nyata.

Load More