- Vietnam naikan tunjangan guru hingga 70 persen.
- Pendidikan Vietnam ditargetkan masuk 20 besar dunia.
- Indonesia masih hadapi isu guru honorer & fasilitas.
Suara.com - Kabar gebrakan besar datang dari negara tetangga, Vietnam. Saat Indonesia masih bergelut dengan isu klasik kesejahteraan pendidik, Pemerintah Vietnam justru mengumumkan kebijakan radikal: menaikkan tunjangan guru hingga 70% dan menargetkan sistem pendidikannya masuk jajaran 20 terbaik dunia pada 2045.
Kabar ini sontak viral dan menjadi perbincangan hangat di media sosial, menyoroti langkah progresif negara tersebut dalam memprioritaskan sektor pendidikan. Kebijakan ambisius ini menjadi tamparan keras sekaligus cermin bagi kondisi pendidikan di Tanah Air.
Reformasi ini bukan sekadar wacana. Berdasarkan informasi yang beredar, langkah ini merupakan sebuah cetak biru yang terstruktur dan memiliki landasan hukum yang kuat.
"Pemerintah Vietnam resmi meluncurkan reformasi pendidikan terbesar dalam sejarah melalui Resolusi 71 yang dikeluarkan Politbiro Partai Komunis Vietnam pada 22 Agustus 2025."
Target jangka panjang pun telah dipatok dengan sangat jelas, menunjukkan keseriusan Vietnam untuk menjadi pemain utama di panggung pendidikan global.
"Roadmap pendidikan sepanjang 20 tahun ini menargetkan sekolah dasar hingga perguruan tinggi di Vietnam masuk jajaran 20 terbaik dunia pada 2045."
Komitmen ini dipertegas dengan menempatkan sektor sumber daya manusia sebagai pilar utama pembangunan nasional. "Dikutip dari VN Express, pemerintah Vietnam menegaskan bahwa pendidikan, pelatihan, sains, dan teknologi akan menjadi prioritas nasional tertinggi."
Bahkan, Vietnam telah menetapkan target jangka menengah yang konkret untuk tahap pertama. "Pada rencana jangka menengah, Vietnam menargetkan bahwa pada 2030 seluruh anak usia 3–5 tahun mendapat akses pendidikan prasekolah, serta wajib belajar SMP diberlakukan."
Bagaimana Kondisi Pendidikan Indonesia?
Baca Juga: Dosen UPI Faujian Esa Gumelar Hilang Misterius, Pamit ke Kampus Tapi Motor Ditemukan di Lembang
Berbanding terbalik, potret pendidikan Indonesia pada tahun 2025 masih diwarnai berbagai persoalan krusial.
Alih-alih bicara target kelas dunia, pemenuhan hak-hak dasar para pahlawan tanpa tanda jasa masih menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung usai.
Masalah guru honorer adalah luka lama yang terus menganga. Ratusan ribu guru masih hidup dengan gaji jauh di bawah upah minimum regional (UMR), tanpa jaminan masa depan yang jelas.
Proses pengangkatan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang digadang-gadang sebagai solusi pun berjalan lambat dan kerap diwarnai masalah teknis serta formasi yang terbatas.
Selain itu, ketimpangan fasilitas pendidikan antara kota-kota besar dengan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) masih sangat terasa.
Di saat sekolah di Jakarta sudah menikmati fasilitas digital, banyak sekolah di pelosok negeri yang masih berjuang dengan bangunan nyaris rubuh, ketiadaan listrik, dan akses internet yang hanya angan-angan.
Skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia yang masih berada di papan bawah untuk kemampuan literasi, numerasi, dan sains menjadi bukti nyata bahwa kualitas pendidikan kita masih perlu digenjot habis-habisan.
Kritik Pedas Warganet
Tak ayal, kabar dari Vietnam ini memicu beragam komentar pedas dari warganet Indonesia yang membandingkan kondisi kedua negara.
"Negeri tetangga udah lari maraton, kita di sini masih sibuk debat soal warna seragam sekolah dan gonta-ganti kurikulum," tulis seorang warganet di kolom komentar.
Komentar lain menyoroti langsung nasib para guru. "Miris, di Vietnam tunjangan guru naik 70%. Di sini, guru honorer bisa gajian tepat waktu saja sudah alhamdulillah. Boro-boro mikirin tunjangan," timpal netizen lainnya.
Langkah berani Vietnam seharusnya menjadi pelecut bagi pemerintah Indonesia untuk tidak lagi menomorduakan pendidikan.
Sebab, tanpa guru yang sejahtera dan fasilitas yang merata, mimpi Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi slogan kosong tanpa makna.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
-
Bintang Liga Prancis Rp57,8 Miliar Tak Sabar Bela Timnas Indonesia pada Oktober
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
Terkini
-
Banjir NTT Telan Banyak Nyawa: Bayi Terseret 2 Km dari Rumah hingga Warga Meninggal Syok Berat!
-
Kegelisahan Budi Arie Sebelum Dicopot Prabowo, Sampai Cari Bocoran Isi Pertemuan di Hambalang
-
Buntut Hina Sri Mulyani, Menkeu Purbaya Larang Putranya Main Instagram
-
Siapa Rudy Tanoe? Tersangka Korupsi Bansos, Lawan KPK Lewat Praperadilan!
-
Bali Diterjang Banjir Maut, Media Asing Sorot 6 Korban Tewas dan Sampah Penyumbat Jadi Biang Kerok
-
Didampingi Pacar Baru Hadapi Kasus RK di Bareskrim, Lisa Mariana: Aku Siap Jawab Semua Pertanyaan!
-
KPK Ungkap Agen Travel Terancam Tak Dapat Kuota Haji Jika Tak Bayar Setoran ke Kemenag
-
7 Pekerja Masih Terjebak, Freeport Buat Lubang untuk Kirim Makanan
-
Aset Koruptor Bakal Disita Negara? DPR Janji Pembahasan RUU Perampasan Aset Super Terbuka
-
Bicara di DPR, Habib Muhsin Alatas Usul BPIP Harus Bebas dari Pengaruh Orang-orang Politik