News / Internasional
Rabu, 10 September 2025 | 17:53 WIB
Massa demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. [Dok. Antara/ Anadolu]
Baca 10 detik
  • Kemlu RI pastikan seluruh WNI di Nepal selamat meski kerusuhan meluas.
  • Blokir media sosial picu protes Gen Z yang berujung rusuh dan tewaskan 19 orang.
  • PM Sharma Oli mundur, Presiden siapkan pemerintahan baru.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Kerusuhan Nepal yang dipicu aksi protes besar-besaran berujung rusuh terus menjadi perhatian dunia. Di tengah kondisi itu, Kementerian Luar Negeri RI memastikan WNI di Nepal berada dalam keadaan aman.

Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menegaskan pihaknya terus memantau situasi dan melakukan koordinasi erat dengan KBRI Dhaka yang merangkap akreditasi untuk Nepal, Konsul Kehormatan RI di Nepal, serta simpul komunitas Indonesia setempat.

“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban kerusuhan tersebut,” ujar Judha, Rabu (10/9/2025).

Ia menambahkan, WNI di Nepal yang tengah berkunjung atau berwisata diminta segera melakukan lapor diri melalui hotline KBRI Dhaka. Hal ini penting agar keberadaan mereka terpantau dengan baik di tengah kondisi politik yang tidak stabil.

Menurut catatan KBRI Dhaka, terdapat 57 WNI yang tinggal menetap di Nepal. Selain itu, ada 43 anggota delegasi RI yang sedang mengikuti konferensi internasional di Kathmandu, dua anggota TNI yang tengah menjalani pelatihan, serta 23 wisatawan asal Indonesia.

“Mereka semua dipastikan dalam keadaan aman,” tegas Judha.

Meski demikian, KBRI tetap mengimbau seluruh WNI di Nepal untuk meningkatkan kewaspadaan, menghindari kerumunan, dan memantau informasi resmi dari otoritas setempat.

Aksi Protes Gen Z Berubah Rusuh

Kerusuhan di Nepal pecah setelah pemerintah memutuskan memblokir sejumlah platform media sosial dengan alasan tidak mendaftar sesuai aturan baru.

Kebijakan tersebut memantik kemarahan publik, khususnya dari kalangan muda atau protes Gen Z, yang menuding pemerintah semakin represif dan korup.

Awalnya berupa aksi damai, demonstrasi berubah menjadi kerusuhan massal. Para pengunjuk rasa menyerbu gedung publik, kantor partai pemerintah, hingga membakar gedung parlemen dan rumah pejabat tinggi negara, termasuk Kantor Presiden.

Bentrok dengan aparat keamanan menelan sedikitnya 19 korban jiwa dan ratusan orang terluka. Aparat dilaporkan menggunakan peluru tajam, gas air mata, hingga peluru karet untuk membubarkan massa.

Situasi kian memanas setelah Perdana Menteri Nepal, Sharma Oli, mengajukan pengunduran diri PM kepada Presiden Ram Chandra Paudel.

Presiden pun segera menyiapkan pembentukan pemerintahan baru untuk meredakan kekacauan politik di negara pegunungan Himalaya tersebut. (Antara)

Load More