- Purbaya Yudhi Sadewa fokus berantas kebocoran sumber daya alam demi tingkatkan penerimaan negara.
- PYS minta dukungan Presiden lawan mafia ekspor, impor agar kekayaan alam dinikmati rakyat.
- Gaya keras PYS bukan soal arogan, tapi strategi kembalikan kekayaan negara ke rakyat.
Suara.com - Menurutnya, pergantian Purbaya Yudhi Sadewa atau PYS, menggantikan Menkeu RI Sri Mulyani bukan sekadar rotasi kabinet biasa. Dia menegaskan bahwa hal itu adalah perubahan strategi fiskal yang patut dicermati.
“Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati ke Purbaya Yudhi Sadewa (PYS) bukanlah sekadar rotasi kabinet biasa,” tulis Peter di akun media sosialnya, dikutip Rabu (10/9/2025).
Menurutnya, Sri Mulyani adalah simbol disiplin fiskal dan wajah Indonesia di mata internasional. Kepergiannya meninggalkan guncangan psikologis di pasar, membuat PYS harus tampil meyakinkan sejak awal.
Banyak pihak menilai gaya komunikasi Purbaya Yudhi Sadewa terkesan arogan atau sombong. Namun, mantan Menkeu ini memiliki alasan strategis. PYS tidak hanya berbicara soal fiskal semata, tetapi juga menyoroti akar masalah ekonomi Indonesia: kebocoran sumber daya alam yang berlangsung puluhan tahun akibat praktik under-invoicing dan manipulasi ekspor-impor.
“Fiskal dengan pajak tidak akan menyelesaikan masalah. Yang harus dihentikan adalah praktik under-invoicing, manipulasi ekspor, dan penyelundupan hasil bumi,” katanya.
Praktik tersebut membuat setengah hasil bumi Indonesia “hilang” dari catatan resmi, sementara devisa negara bocor ke luar negeri. Jika kebocoran ini bisa ditutup, penerimaan negara akan melonjak tanpa menambah beban pajak rakyat.
Menurutnya, PYS memerlukan dukungan penuh dari Presiden untuk memberantas mafia ekspor-impor yang telah lama berakar dan dilindungi jaringan oligarki. Ia menyadari sikap kerasnya akan menimbulkan banyak musuh, namun jika berhasil, rakyat akan menikmati manfaat kekayaan alam sepenuhnya.
Langkah PYS kini dianggap sebagai ujian besar bagi Menkeu RI baru ini. Peter F. Gontha menekankan bahwa gaya arogan PYS bukan inti persoalan, melainkan fokusnya pada pemberantasan perampokan sumber daya bangsa.
Sejarah pun bisa mencatatnya sebagai menteri yang mengembalikan kekayaan negara ke pangkuan rakyat jika tekad ini berhasil.
Purbaya Yudhi Sadewa Minta Maaf
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan permohonan maaf terkait pernyataannya yang sempat menimbulkan perhatian publik. Hal itu disampaikan saat serah terima jabatan dengan pendahulunya, Sri Mulyani, di Kantor Kementerian Keuangan, Selasa (9/09/2025).
Dalam sambutannya, Purbaya mengaku masih menyesuaikan diri dengan peran barunya sebagai menteri.
Purbaya menuturkan bahwa gaya berbicaranya yang spontan terkadang berbeda dengan kebiasaan di lingkungan Kementerian Keuangan.
Ia menjelaskan bahwa saat berada di LPS, tidak ada pengawasan ketat, sehingga ia merasa lebih bebas. Namun, di kementerian baru, setiap kata yang diucapkan dapat dengan cepat menjadi sorotan.
Atas hal itu, Purbaya menegaskan permintaan maafnya. Ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan ke depan dan berkomitmen untuk menjalankan tugasnya dengan lebih baik.
Berita Terkait
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI
-
Menkeu Purbaya Resmi Tarik Bea Keluar Ekspor Emas hingga 15%
-
Anak Buah Purbaya Bocorkan Skema Anggaran Pemulihan Bencana Sumatra
-
Kemenkeu Tunda Cukai MBDK, Purbaya: Ekonomi Masyarakat Belum Kuat
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!