Suara.com - Gugus Tugas Pencari Fakta Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) membantah pernyataan Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas yang menyebut Affan Kurniawan terjatuh lebih dulu sebelum terlindas kendaraan taktis Brimob. Berdasarkan hasil investigasi mereka, Affan saat itu dalam posisi merunduk untuk mengambil sesuatu, yang diduga adalah ponselnya.
Wakil Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Arif Maulana, yang tergabung dalam tim pencari fakta, menegaskan bahwa kesimpulan ini didasarkan pada analisis beberapa rekaman video dari berbagai sudut pandang/angle.
"Bahwa Affan itu posisinya tidak jatuh ketika ditabrak, tapi merunduk. Jadi posisinya tidak berdiri memang, tapi posisinya merunduk seperti mengambil sesuatu," kata Arif dalam konferensi pers di Kantor KontraS, Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Kesimpulan ini, lanjut Arif, diperkuat oleh keterangan saksi mata.
"Keterangan saksi maupun sumber yang lain kemudian menguatkan bahwa memang [dia] mengambil sesuatu, dugaannya adalah handphone," jelasnya.
Kritik Keras untuk Kompolnas
Atas dasar temuan ini, Arif mengkritik Kompolnas yang dinilainya telah berasumsi tanpa mendasarkan pada fakta yang komprehensif.
"Dan saya kira mestinya Kompolnas tidak berasumsi, tapi mendasarkan pada fakta," tegasnya.
Menurut Arif, Kompolnas seharusnya fokus pada peran pengawasan terhadap kinerja kepolisian, bukan mengeluarkan pendapat prematur mengenai fakta kejadian.
Baca Juga: Klaim 'Blind Spot' Terbantah! Affan Kurniawan Bisa Terlihat dari Dalam Rantis Brimob
Sebelumnya, Komisioner Kompolnas Mohamad Choirul Anam sempat menyatakan bahwa Affan terjatuh lebih dulu sehingga tidak terlihat oleh sopir rantis.
"Dia (Affan) tidak ditabrak terus jatuh, dia memang jatuh dulu... enggak kelihatan oleh sopir," kata Anam beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Gugus Tugas Pencari Fakta Tim Advokasi untuk Demokrasi terdiri dari sejumlah organisasi masyarakat sipil seperti YLBHI, LBH Jakarta, KontraS, IM57+ Institute, hingga ICJR.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Pengamat: Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden Masuk Akal, DPR Justru Ganggu Check and Balances
-
3 Santriwati Hanyut Sungai Lusi Ditemukan Meninggal, Total Korban Jiwa Menjadi Lima
-
Pilkada Kembali ke DPRD: Solusi Hemat Anggaran atau Kemunduran Demokrasi?
-
Muncul Perkap Anggota Polri Bisa Jabat di 17 Kementerian/Lembaga, Ini Respons Komisi III DPR
-
Polisi Ungkap Pemicu Kebakaran Maut Terra Drone: Akibat Baterai 30.000 mAh Jatuh
-
18 Hari Mengungsi, Korban Banjir Pidie Jaya Butuh Tenda untuk Kembali ke Kampung Halaman
-
Perpol Baru Izinkan Polisi Aktif Isi Jabatan Sipil, Kok Berbeda dengan Putusan MK?
-
Kuasa Hukum: Banyak Pasal Dipreteli Polisi dalam Kasus Penembakan 5 Petani Bengkulu Selatan
-
Komplotan Pencuri Modus 'Pura-pura Ditabrak' Diringkus Polisi
-
Usai Mobil MBG Tabrak Puluhan Anak SD di Cilincing, Apa yang Harus Dibenahi?