News / Nasional
Senin, 15 September 2025 | 14:20 WIB
Komjen Pol Suyudi Ario Seto saat masih menjabat sebagai Dirkrimum Polda Metro Jaya
Baca 10 detik
  • Kepala BNN Komjen Pol Suyudi Ario Seto secara eksplisit menepis rumor jadi calon Kapolri
  • Pihak DPR RI dan Istana Kepresidenan kompak membantah adanya surat presiden
  • Nama-nama calon Kapolri, termasuk inisial 'S' yang merujuk pada Suyudi
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Spekulasi pergantian pucuk pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) memanas dalam beberapa pekan terakhir. Salah satu nama yang paling santer disebut sebagai kandidat kuat adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto.

Menjawab desas-desus yang beredar liar, Suyudi akhirnya angkat bicara.

Dalam sebuah pertemuan media di Kantor BNN RI, Jakarta, pada Senin (15/9/2025), jenderal bintang tiga ini secara lugas menepis kabar tersebut.

Ia menegaskan bahwa fokus utamanya saat ini adalah memimpin lembaga antinarkotika yang baru saja dipercayakan kepadanya.

“Saya sedang fokus melaksanakan tugas di BNN RI. Tolong dukung saya. Jadi, sekali lagi, saya sampaikan bahwa itu tidak benar,” kata Suyudi.

Suyudi, yang baru dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada 25 Agustus lalu dan resmi menyandang pangkat komisaris jenderal pada 12 September, kembali menekankan bahwa isu yang mengaitkan dirinya dengan kursi Kapolri pengganti Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo tidak memiliki dasar.

“Terkait masalah isu yang beredar belakangan ini, ya, saya sampaikan dalam kesempatan ini bahwa isu tersebut tidak benar,” ucapnya.

Bantahan Suyudi ini sejalan dengan pernyataan dari para pemangku kepentingan di legislatif dan eksekutif.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, telah lebih dulu membantah adanya surat dari Presiden Prabowo Subianto terkait pergantian Kapolri yang masuk ke meja pimpinan dewan.

Baca Juga: Kapolri Baru Bukan Orang 'Dekat' Jokowi, Mengapa Ini Jadi Pertaruhan Citra Presiden Prabowo?

"Pimpinan DPR belum terima surat Presiden mengenai pergantian Kapolri," ujar Dasco dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (13/9).

Klarifikasi serupa juga datang dari Komisi III DPR RI, mitra kerja Polri. Anggota Komisi III, Nasir Djamil, mengakui bahwa pihaknya belum menerima kabar resmi apa pun mengenai surat presiden (surpres) tersebut.

Ia juga menyoroti liar dan spekulatifnya nama-nama yang beredar di publik.

"Begitu juga nama-nama yang menyebar, katanya ada inisial D, ada inisial S. Kami nggak mengerti juga itu siapa kan. Apakah memang itu Wakapolri sekarang? Atau S itu Suyudi, Kepala BNN sekarang? Kami nggak ngerti," ucapnya, menggambarkan ketidakpastian informasi tersebut.

Dari pihak Istana, bantahan keras disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

Sebagai juru bicara Presiden, Prasetyo memastikan bahwa kabar pengiriman surpres pergantian Kapolri ke DPR adalah hoaks.

"Berkenaan dengan surpres pergantian Kapolri ke DPR itu tidak benar. Jadi, belum ada surpres yang dikirim ke DPR mengenai pergantian Kapolri, sebagaimana juga sudah disampaikan oleh pimpinan DPR bahwa memang belum ada, atau tidak ada surpres tersebut," kata Prasetyo Hadi di Jakarta, Sabtu (13/9).

Load More