- PDIP menghormati keputusan Presiden Prabowo mencopot kader PDIP.
- Basarah menyebutkan kalau pencopotan itu menjadi hak prerogatif presiden.
- Andreas Hugo juga menyampaikan kalau PDIP saat ini dalam posisi sebagai penyeimbang pemerintah.
Suara.com - Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah memastikan pihaknya menghormati keputusan Presiden Prabowo Subianto yang mencopot kader PDIP, Hendrar Prihadi atau Hendi, dari jabatan sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
"Kami menghormati dan mendukung keputusan Presiden Prabowo mengganti Pak Hendi karena memang Pak Hendi juga sudah cukup lama di situ," kata Basarah ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Basarah menyebutkan kalau pencopotan itu menjadi hak prerogatif presiden dalam menentukan pembantunya di kementerian juga lembaga negara.
Hal tersebut, katanya, termasuk dalam prinsip bernegara yang selama ini juga dihormati oleh PDIP.
"PDIP adalah organisasi partai politik yang sangat menghormati prinsip-prinsip bernegara. Salah satu prinsip bernegara kita adalah kekuasaan eksekutif itu berada ditangan presiden," ujar anggota Komisi XIII DPR RI tersebut.
"Karena sekarang presiden Pak Prabowo Subianto, maka beliau lah yang memiliki wewenang eksekutorial untuk menata kabinetnya atau pembantunya di lembaga negara, di kementerian dan non kementerian," Basarah menambahkan.
Ditemui secara terpisah, Politisi PDIP Andreas Hugo juga menyampaikan kalau partainya saat ini dalam posisi sebagai penyeimbang pemerintah.
Senada dengan Basarah, dia juga menekankan kalau reshuffle menjadi hak presiden.
"Reshuffle adalah hak prerogatif presiden, sementara PDI Perjuangan sejak pembentukan kabinet yang diperkuat melalui keputusan di Kongres partai menjadi partai penyeimbang," ucapnya.
Baca Juga: Ironi Kebijakan Prabowo: Smart TV Dibeli, Guru Honorer Terlupakan
Sebelumnya, Presiden Prabowo melantik Sarah Sadiqa sebagai Kepala LKPP menggantikan Hendrar Prihadi, bersamaan dengan sejumlah menteri dan wakil menteri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9).
Diketahui, Hendi menjabat sebagai LKPP sejak Oktober 2022.
Berita Terkait
-
Kepala LKPP Diisi Sarah Sadiqa, PDIP Pasrah usai Hendrar Prihadi Dicopot Prabowo, Mengapa?
-
Dito Ariotedjo Pamit, Erick Thohir Jadi Menpora Baru
-
Update per 18 September Lengkap! Daftar Menteri Baru Kabinet Prabowo 2024-2029
-
Hasan Nasbi Diganti, Strategi Komunikasi Pemerintah Bergeser?
-
Ironi Kebijakan Prabowo: Smart TV Dibeli, Guru Honorer Terlupakan
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan