- Tak hanya obat, produk kosmetik dan skincare kini juga jadi fokus pengawasan ketat oleh BPOM.
- BPOM mendorong partisipasi publik untuk mencegah peredaran produk berbahaya sebelum meluas.
- Pelanggaran diklasifikasikan dalam tiga kategori: palsu, substandar, dan ilegal.
Suara.com - Pengawasan produk kesehatan di Indonesia kini semakin ketat. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa bukan hanya obat-obatan, tetapi kosmetik dan skincare ilegal juga menjadi target pengawasan.
Pernyataan itu disampaikan Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam workshop bertajuk “Beyond Borders: Tackling Emerging Threats of Counterfeit Medicines in Public Health”, yang digelar bersama Pharmaceutical Security Institute (PSI) di Auditorium Gedung Merah Putih BPOM, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
“Bukan hanya berhubungan dengan pharmaceutical, walaupun itu utama, karena risikonya paling tinggi, termasuk skincare,” ujar Taruna.
Taruna juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan produk obat-obatan, kosmetik, dan skincare. Hal ini diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 16 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Obat dan Makanan.
“Masyarakat yang kami maksud bukan hanya individu, tetapi juga komunitas dan organisasi kemasyarakatan. Kita upayakan pada pencegahan, sebelum pelanggaran terjadi,” tambahnya.
BPOM kemudian mengklasifikasikan pelanggaran dalam tiga kategori: produk palsu (meniru produk asli secara ilegal), produk substandar (tidak memenuhi standar kualitas dan keamanan), dan produk ilegal (tidak memiliki izin edar resmi).
“Misal kosmetiknya mengandung bahan berbahaya seperti merkuri atau hidrokuinon, atau obat yang kualitasnya seharusnya 500 mg tapi isinya hanya 250 mg, itu masuk kategori substandar,” jelas Taruna.
Ia juga mengingatkan bahwa peredaran produk ilegal seringkali melibatkan sindikat, baik dalam negeri maupun internasional.
“Karena mereka mau mencari keuntungan, pasti ada sindikatnya. Contoh paling konkret, obat-obat yang berhubungan dengan narkotik, obat psikotropik, biasanya dia punya sindikat,” ungkapnya.
Baca Juga: Buat Surat Terbuka, Nikita Mirzani Minta BPOM Jadi Saksi Ahli di Sidang Kasusnya Lawan Reza Gladys
Workshop ini turut menghadirkan perwakilan industri farmasi global, Interpol, hingga marketplace seperti Shopee Singapore dan Halodoc Indonesia untuk berbagi best practices dalam memerangi peredaran produk farmasi palsu.
Reporter : Nur Saylil Inayah
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional