- Mendagri meminta pemda untuk lebih serius menjaga stabilitas harga di wilayahnya masing-masing.
- Tito Karnavian menyoroti delapan provinsi yang angka inflasinya masih tinggi.
- Tito menyebut kenaikan harga di daerah kerap dipicu oleh masalah distribusi.
Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah atau pemda untuk lebih serius menjaga stabilitas harga di wilayahnya masing-masing. Meskipun inflasi nasional terkendali, ia menyoroti delapan provinsi yang angka inflasinya masih tinggi dan menegaskan bahwa inflasi yang dibiarkan melambung akan langsung memukul daya beli masyarakat.
Menurut Tito, inflasi nasional saat ini masih terkendali di angka 2,3 persen (yoy), sesuai target pemerintah. Namun, ia mengingatkan bahwa sejumlah daerah masih mencatatkan inflasi di atas 3,5 persen.
Daerah-daerah tersebut antara lain: Sulawesi Barat, Riau, Aceh, Papua Pegunungan, Sulawesi Utara, Papua Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Utara.
"Tolong kepala daerah yang inflasinya masih tinggi untuk duduk bersama dengan BPS, Bulog, dan asosiasi pengusaha. Cari penyebabnya, bisa karena suplai pangan kurang, tarif angkutan naik, atau distribusi terganggu akibat cuaca," ujar Tito kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
Ia menilai, kenaikan harga di daerah kerap dipicu oleh masalah distribusi, mulai dari cuaca ekstrem, kenaikan ongkos transportasi, hingga praktik penimbunan.
Arahan Mendagri ini langsung ditindaklanjuti oleh sejumlah daerah.
Di Tanjungpinang, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Elfiani Sandri, menegaskan pentingnya peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga stabilitas harga melalui pemantauan dan evaluasi rutin.
Di Kalimantan Barat, Sekretaris Daerah Harisson menyatakan siap memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Bulog dan Satgas Pangan. Ia menyoroti komoditas strategis seperti cabai merah, bawang merah, dan daging ayam ras sebagai penyumbang utama inflasi di daerahnya dan memastikan akan memanfaatkan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) untuk mengantisipasi kenaikan harga.
"Kami di Kalbar berkomitmen menjaga stabilitas harga agar inflasi daerah tetap terkendali dan sejalan dengan target nasional," pungkas Harisson.
Baca Juga: Tri Tito Buka Rakornas Posyandu, Tekankan Pentingnya Posyandu Dukung Implementasi Enam SPM
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
Terkini
-
UMP 2026 Dinilai Tak Layak, Pemprov DKI Susun Strategi Redam Gejolak Buruh
-
KPK Hentikan Kasus Korupsi Nikel Rp2,7 T Konawe Utara, Padahal Sudah Ada Tersangka
-
Ketika Guru Ikut Menertawakan Disabilitas: Apa yang Salah dalam Pendidikan Kita?
-
Diprotes Buruh, Pemprov DKI Pertahankan UMP Jakarta 2026 Rp 5,7 Juta
-
Belum Dievakuasi, Begini Penampakan Mobil yang Tertimpa Reruntuhan Bangunan Parkir di Koja
-
KPK Telusuri Mobil Milik Pemkab Toli-toli Bisa Berada di Rumah Kajari HSU
-
Tak Cukup Bukti, KPK Hentikan Penyidikan Kasus Dugaan Korupsi Izin Tambang Nikel Konawe Utara
-
Geger Kabar Selebgram Ayu Aulia Dilantik di Kemhan, Jenderal TNI Turun Tangan Beri Klarifikasi
-
Jaksa Agung Rotasi 68 Pejabat, Sejumlah Kajari yang Pernah Terseret Dugaan Korupsi Ikut Dimutasi
-
Geger! Teror Penyiraman Air Keras oleh OTK di Pulogadung, Aspal Sampai Berasap