News / Metropolitan
Kamis, 25 September 2025 | 11:27 WIB
Foto sebagai ILUSTRASI: Siswa keracunan MBG. (Antara)
Baca 10 detik
  • Enam siswa SDN 07 Pulogebang mengalami muntah setelah mengonsumsi menu MBG
  • Dugaan awal dari pihak berwenang menyebutkan insiden ini bukan disebabkan oleh keracunan
  • Puskesmas Pulogebang telah menangani seluruh siswa yang terdampak hingga pulih 

Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diwarnai insiden mengkhawatirkan setelah enam siswa SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, dilaporkan muntah-muntah usai menyantap menu makan siang pada Rabu (24/9/2025). Peristiwa ini sontak memicu kepanikan dan respons cepat dari pihak Puskesmas setempat.

Pihak Puskesmas Pulogebang langsung terjun ke lokasi untuk melakukan investigasi awal dan mengambil sampel makanan yang dikonsumsi para siswa. Meskipun gejala yang timbul mengarah pada keracunan, pihak berwenang belum membuat kesimpulan akhir.

"Saat ada insiden tersebut, Puskesmas Pulogebang langsung datang untuk memeriksa makanannya. Sementara jawabannya tidak ada keracunan, tapi sampelnya dibawa," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur, M. Fahmi, saat dikonfirmasi pada Kamis (25/9/2025).

Insiden terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, saat jam makan siang untuk siswa sif siang. Dari total 150 siswa yang menyantap menu yang sama, hanya enam anak yang menunjukkan gejala mual dan muntah.

"Yang pagi dengan menu yang sama aman semua. Sementara yang siang, dari 150 siswa hanya enam yang muntah. Gejalanya ringan, hanya muntah, dan langsung ditangani puskesmas," ujar Fahmi sebagaimana diwartakan kantor berita Antara.

Berdasarkan pemeriksaan awal dari Puskesmas Pulogebang, dugaan sementara penyebab insiden ini bukanlah karena makanan basi atau beracun, melainkan akibat aroma menyengat dari sayur kol rebus. Makanan yang dikirim pada pagi hari diduga terlalu lama disimpan dalam wadah tertutup hingga jam makan siang.

"Biasanya makanan dikirim sekitar jam 09.00 WIB atau jam 10.00 pagi, sementara anak sif siang baru makan jam 13.00 WIB. Mungkin kol rebus yang tertutup terlalu lama mengeluarkan bau, sehingga ada anak yang tidak tahan," jelas Fahmi.

Beruntung, petugas puskesmas yang sigap datang ke sekolah langsung memberikan pertolongan pertama. Keenam siswa tersebut dilaporkan pulih dengan cepat setelah diberi obat dan tidak memerlukan rujukan ke rumah sakit.

Meski begitu, untuk memastikan penyebab pastinya, sampel makanan tetap dibawa ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut. Hasil resmi dari pemeriksaan ini akan menjadi penentu apakah insiden ini tergolong keracunan atau bukan.

Baca Juga: Dandhy Laksono Murka: Tak Ada Satupun Pejabat Mundur atau Dipenjara atas Kelalaian Program MBG?

Fahmi menekankan bahwa kasus ini belum dapat dikategorikan sebagai keracunan massal sebelum ada hasil laboratorium yang valid. "Belum ada hasil pasti. Kejadian siang kan, mungkin sudah selesai sekarang. Nanti kalau mau memastikan langsung oleh Puskesmas Pulogebang," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa kondisi fisik setiap anak berbeda-beda dan bisa menjadi faktor pemicu.

"Bisa jadi, mungkin, jangan-jangan anak ini perutnya kosong. Dua, fisiknya berbeda satu dengan lainnya. Tiga, ada yang tahan terhadap bau kol atau tidak. Sementara analisisnya gitu. Itu analisis, bukan analisis kira-kira pengamatan kita, tapi yang pasti dari dokter," tutur Fahmi.

Sebelumnya, kabar insiden ini sempat viral di media sosial setelah diunggah di forum Facebook "Warga Pulogebang dan Sekitarnya". Unggahan tersebut menampilkan foto sejumlah siswa dan orang tua yang mengerumuni sebuah ambulans, disertai keterangan yang menghebohkan.

"Terjadi lagi SDN 07 Pulogebang keracunan MBG," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Load More