- Pemerintah janji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis.
- FSGI mencatat terdapat masalah serius dalam pelaksanaan MBG di 14 provinsi.
- Hampir 7.000 anak menjadi korban keracunan MBG.
Suara.com - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menyoroti rentetan kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis atau MBG. Ia menekankan tiga aspek krusial yang harus menjadi prioritas dalam evaluasi program: kebersihan, inovasi berbasis kearifan lokal, dan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Veronica menegaskan bahwa penyediaan makanan untuk anak sekolah tidak hanya soal kandungan gizi, tetapi yang paling mendasar adalah keamanannya dari sisi kebersihan.
"Memberikan makanan bukan hanya soal protein, tapi juga memastikan airnya bersih. Tempat makanannya dicuci dengan bersih hingga proses penyajiannya akurat supaya tidak terjadi lagi keracunan," kata Veronica dalam keterangan resminya, Minggu (28/9/2025).
Inovasi Lokal dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
Ia juga mengusulkan agar pelaksanaan program disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing, salah satunya melalui inovasi seperti "kebun komunitas bergizi". Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya akan memastikan pasokan bahan baku yang jelas, tetapi juga dapat menciptakan ekosistem ekonomi baru bagi komunitas, terutama kaum ibu.
"Perempuan sebenarnya tidak perlu lagi diberdayakan karena sejak di rumah pun mereka telah berdaya... Paling penting adalah bagaimana struktur dan daerah mampu memberikan akses lebih luas kepada perempuan agar perekonomian dapat berjalan," ucap Veronica.
Sebagai informasi, program MBG menjadi sorotan tajam setelah ribuan kasus keracunan terjadi di berbagai daerah. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat adanya masalah serius di 14 provinsi, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Beberapa temuan FSGI di lapangan antara lain:
- Makanan yang disajikan sudah basi.
- Ditemukannya belatung atau kecoa di dalam makanan.
- Buah yang dibagikan busuk atau berkualitas sangat buruk (contoh: semangka setipis tisu).
- Ratusan porsi makanan terbuang sia-sia setiap hari.
- Orang tua siswa diminta untuk membawakan makanan sendiri sesuai instruksi sekolah.
Baca Juga: Awas Keracunan! BGN Buka Hotline Darurat Program Makan Bergizi Gratis, Catat Dua Nomor Penting Ini
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
Terkini
-
Percepat Tanggulangi Kemiskinan, Gubernur Ahmad Luthfi Gandeng Berbagai Stakeholder
-
Tok! MK Putuskan Jabatan Kapolri Tak Ikut Presiden, Jaga Polri dari Intervensi Politik
-
Siswa SMAN 72 Bantah Ada Bullying di Sekolah: Jangan Termakan Hoaks
-
Roy Suryo 'Semprot' Mahasiswa dan MUI: Kalian Sudah Nyaman?
-
Peneliti: Pemanasan Arktik dan Antartika Bisa Picu Gelombang Penyakit di Dunia
-
Akhir Manis Guru Abdul Muis dan Rasnal: Presiden Beri Rehabilitasi, Operator Dapodik Bakal Dipanggil
-
Polisi Tangkap Perampok yang Bunuh Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi, Apa Motifnya?
-
Rismon Ancam Tuntut Polisi Rp126 T di Kasus Ijazah Jokowi, Setara Anggaran Setahun Polri
-
Berbekal Airsoft Gun dan KTA Palsu, Polisi Gadungan Tipu Driver Ojol dan Bawa Kabur Motor
-
Kondisi Pelaku Membaik, Polisi Dalami Motif 'Memetic Violence' di Kasus Ledakan SMAN 72