Sistem Pendidikan di Ponpes Al Khoziny
Sejak awal, Pesantren Al Khoziny mengajarkan sistem pendidikan salaf. Para santri dibagi dalam jenjang Ula, Wustho, dan Ulya, dengan materi utama berupa kitab kuning di antaranya Tauhid, Fikih, Nahwu, hingga Tafsir.
Di masa KH Moch Abbas, pondok mulai merintis pendidikan formal agar santri tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga siap menghadapi perkembangan zaman.
- 1964: berdiri Madrasah Tsanawiyah Al Khoziny.
- 1970: menyusul Madrasah Aliyah dan Madrasah Ibtidaiyah Al Khoziny.
- 1982: didirikan Sekolah Tinggi Diniyah.
- 1993: lembaga tersebut diformalisasi menjadi STAI dan STIQ, yang kini berkembang menjadi Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny.
Perpaduan antara pendidikan salaf dan formal menjadikan pesantren ini unik. Ia mampu menjaga tradisi klasik, sekaligus memberi ruang modernitas dalam sistem pendidikan Islam.
Kepemimpinan kemudian berlanjut pada KH Abdul Mujib Abbas, yang menekankan pengembangan spiritual santri. Beliau menanamkan lima tarekat penting yang hingga kini menjadi ciri khas Pesantren Al Khoziny:
- Belajar dan mengajar ilmu wajib diamalkan dan dibagikan kepada masyarakat.
- Salat berjamaah menjadi tolok ukur kedisiplinan santri.
- Membaca Al-Qur’an setiap pagi, santri dibiasakan membaca Al-Qur’an dengan bimbingan tajwid.
- Salat witir sebagai amalan sunah yang rutin dikerjakan setiap malam.
- Istikamah mengajarkan ketekunan dalam ibadah dan pengajaran sebagai teladan hidup.
- Tradisi ini membentuk karakter santri agar tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual.
Demikian itu info soal siapa pendiri Ponpes Al Khoziny yakni KH Raden Khozin Khoiruddin, yang kemudian dilanjutkan oleh putranya, KH Moch Abbas. Kini, di bawah pengasuhan KHR Abdus Salam Mujib, Pesantren Al Khoziny sudah berusia lebih dari satu abad. Ponpes ini diperhitungkan sebagai Ponpes tertua dan paling berpengaruh di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Musala Ambruk saat Salat Ashar, Puluhan Santri Tertimpa Reruntuhan!
-
Ambruknya Musala di Ponpes Al Khoziny, Puluhan Santri Dievakuasi
-
Harjo Sutanto, Pendiri Wings Group Wafat 102 Tahun dan Warisan Bisnisnya
-
Kekayaan Harjo Sutanto, Konglomerat Pendiri Wings Group Wafat di Usia 102 Tahun
-
Menyelami Silsilah Keluarga Mochamad Irfan Yusuf, Menteri Haji dan Umrah Pertama Kabinet Prabowo
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta