News / Metropolitan
Rabu, 01 Oktober 2025 | 17:08 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. [Suara.com/Fakhri]
Baca 10 detik
  • Sebanyak 22 siswa SDN 01 Gedong diduga keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

  • Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung enggan berkomentar dan meminta pertanyaan dialihkan ke pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional.

  • Pihak sekolah menyebut makanan sempat dicek guru, namun beberapa paket ditemukan berbau tak sedap dan berlendir, meski kesimpulan keracunan masih menunggu hasil uji medis.

Suara.com - Sebanyak 21 siswa SDN 01 Gedong, Jakarta Timur diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (30/9/2025) kemarin.

Imbasnya, para siswa sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo untuk mendapatkan penanganan medis.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 01 Gedong, Kurnia Sari membeberkan kronologi kejadian tersebut. Kurnia mengatakan, awalnya siswa kelas 1,2, dan 3 yang masuk pagi hari menyantap MBG itu usai melaksanakan senam.

"Kebetulan memang pagi, setelah senam, kemudian anak-anak kami tetapkan di lapangan untuk mengonsumsi makanan bergizi gratis seperti itu. Kemudian tidak lama, ya ada indikasi," ujar Kurnia kepada wartawan, Selasa (30/9/2025).

Saat itu, menu yang diterima para siswa antara lain mie goreng, tahu semedang goreng, oseng sawi dengan wortel, telur dadar, dan buah stroberi.

Setelah dicek oleh para guru, memang ada bau tak sedap yang keluar dari sejumlah paket MBG untuk para siswa. Bahkan, ia mengakui adanya lendir tanda makanan basi pada mie goreng.

"Mungkin yang tadi yang sedikit berbau itu. Ada mie goreng juga. Ada telurnya sih sedikit. Ada (berlendir) iya," ucapnya.

Kurnia menyebut sebenarnya makanan itu sudah sempat disantap untuk uji coba oleh beberapa guru. Namun, tak ditemukan adanya tanda makanan yang dalam kondisi tidak baik.

"Iya (dicoba guru). Karena kan memang diberikan sampel. Cuma kan berbeda. Maksudnya kan tidak semua. Tidak semua (makanan dicek)," ungkap Kurnia.

Baca Juga: Suara Ibu Peduli Makan Bergizi Gratis: Jangan Tunggu Ada yang Meninggal!

Lebih lanjut, Kurnia menyebut pihaknya tidak bisa menyimpulkan kasus ini sebagai keracunan. Sebab, untuk mencapai kesimpulan itu harus melalui uji coba secara klinis dan medis melalui pihak berwenang.

"Karena belum ada keluar dari statement apapun, dari puskesmas maupun dinas kesehatan, maka pihak sekolah tidak bisa mengatakan bahwa itu adalah keracunan," pungkasnya.

Load More