News / Nasional
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 10:37 WIB
ARSIP - Petugas Basarnas melihat bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). [ANTARA FOTO/Umarul Faruq/bar]
Baca 10 detik
  • Hingga Jumat (3/10) pagi, total 108 korban dievakuasi dari reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo (103 selamat, 5 tewas), dengan 59 orang masih hilang. S
  • etelah tidak ditemukan tanda kehidupan, Tim SAR gabungan resmi menggunakan alat berat crane untuk mengangkat material.
  • Pemerintah sepakat memperketat standar teknik pembangunan pesantren untuk mencegah terulangnya tragedi.
Tim SAR gabungan berusaha mengevakuasi korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. [Kantor SAR Kelas A Surabaya]

Pemerintah Sepakat Perketat Standar Pembangunan Pesantren

Mencegah tragedi serupa terulang, Menko PMK Pratikno bersama Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyepakati dua langkah strategis ke depan.

"Pak Pratikno dan saya sepakat untuk mencari jalan keluar," ujar Menko PM Muhaimin Iskandar, dikutip dari Antara.

Kesepakatan tersebut meliputi:

  1. Standar Teknik Wajib: Pesantren tidak boleh membangun tanpa standar teknik yang memadai.
  2. Pendampingan Teknis: Pemerintah akan mencari jalan agar pesantren yang sedang membangun dapat mendapatkan pendampingan teknis melalui kementerian terkait, terutama sektor infrastruktur.

Menko PM menegaskan pentingnya melibatkan tenaga ahli teknik dalam setiap proses pembangunan.

"Gotong royong boleh, tetapi tetap harus ada hitungan ilmunya. Kita tidak boleh lagi membangun tanpa kalkulasi teknik. Itu sangat berisiko," pungkasnya, sembari menekankan penanganan cepat terhadap korban yang dirawat di rumah sakit maupun yang masih tertimbun reruntuhan Ponpes Al Khoziny.

Load More