Suara.com - Guncangan gempa berkekuatan 6,0 magnitudo mengguncang kawasan timur Jepang pada Sabtu (4/10/2025) malam waktu setempat. Menurut keterangan resmi dari Pusat Seismologi Nasional (NCS), pusat gempa berada di lepas pantai timur Pulau Honshu, dengan kedalaman sekitar 50 kilometer di bawah permukaan laut.
Dilansir dari The Times of India, dalam unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), NCS menyampaikan rincian kejadian gempa Jepang tersebut: “Gempa M 6.0, terjadi pada 04/10/2025 pukul 20:51:09 IST, di koordinat 37,45 Lintang Utara dan 141,52 Bujur Timur, kedalaman 50 km, dekat pesisir timur Honshu, Jepang.”
Hingga Minggu pagi, belum ada laporan kerusakan serius maupun korban jiwa akibat gempa ini. Otoritas setempat juga memastikan bahwa tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan. Meski demikian, warga di beberapa wilayah pesisir dilaporkan merasakan getaran cukup kuat selama beberapa detik.
Sebagai negara yang berada di zona Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, Jepang memang kerap diguncang gempa bumi dari kecil hingga besar. Negara kepulauan ini juga memiliki jaringan pemantauan seismik paling padat di dunia, sehingga setiap pergerakan bumi sekecil apa pun bisa terekam dengan cepat.
“Seluruh wilayah Jepang termasuk area seismik aktif, dan sistem pemantauannya memungkinkan mereka mencatat setiap aktivitas gempa dengan akurat,” kata pernyataan NCS yang dikutip dari The Times of India, Minggu (5/10/2025).
Selain gempa, aktivitas vulkanik juga sering terjadi di berbagai pulau di Jepang. Meski sebagian besar hanya menimbulkan getaran ringan, sejarah mencatat bahwa negara tersebut beberapa kali dilanda gempa besar yang mematikan.
Beberapa di antaranya termasuk Gempa Noto 2024, Gempa Tohoku 2011 yang disertai tsunami dahsyat, Gempa Chuetsu 2004, serta Gempa Besar Hanshin 1995 yang menewaskan ribuan orang.
Berbeda dari banyak negara lain yang menggunakan skala Richter, Jepang memiliki sistem sendiri untuk mengukur kekuatan gempa yang dikenal dengan skala Shindo. Skala ini tidak berfokus pada besarnya energi yang dilepaskan di pusat gempa, tetapi pada intensitas guncangan yang dirasakan di permukaan.
Sistem Shindo memiliki sepuluh tingkat getaran, mulai dari Shindo 0 — guncangan sangat lemah yang nyaris tak terasa — hingga Shindo 7, yang menggambarkan gempa dengan guncangan ekstrem dan kerusakan berat.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,9 Guncang Kyushu Jepang, Kemlu RI Laporkan Tidak Ada Korban WNI
Gempa dengan tingkat Shindo 4 ke bawah biasanya hanya menimbulkan getaran ringan dan jarang menyebabkan kerusakan. Namun, jika mencapai Shindo 5 ke atas, dampaknya bisa cukup serius: perabot rumah tangga bisa bergeser, dinding retak, dan beberapa bangunan kayu berisiko roboh.
Pada kategori Shindo 6 atau 7, kerusakan dapat meluas hingga menimpa infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, serta pipa gas dan air.
Karena gempa adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, masyarakat Jepang umumnya sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini. Di setiap wilayah, terdapat sistem peringatan dini dan latihan evakuasi rutin yang digelar oleh pemerintah daerah.
Warga juga dibekali dengan panduan tanggap darurat, termasuk tas siaga berisi makanan, air, dan perlengkapan medis dasar. Di sekolah-sekolah dan kantor, prosedur evakuasi menjadi bagian dari pelatihan wajib yang dilakukan secara berkala.
Selain itu, Jepang dikenal memiliki infrastruktur tahan gempa terbaik di dunia. Gedung-gedung pencakar langit di kota besar seperti Tokyo dan Osaka dibangun dengan teknologi peredam getaran, sehingga mampu menahan guncangan hebat tanpa roboh.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Total Korban Keracunan MBG Makin Meningkat, JPPI Desak BGN Hentikan Program
-
Identifikasi Puluhan Jasad di Ponpes Al Khoziny, Tim DVI Pakai Foto Senyum Para Santri, Mengapa?
-
Anies Soroti Kelangkaan BBM di SPBU Swasta, Karyawan Terdampak Pemotongan Jam Kerja
-
Petaka Jelang HUT TNI: Detik-detik Kecelakaan Tewaskan Penerjun Payung Praka Zaenal, Apa Pemicunya?
-
Tewas Terlindas Truk, Begini Pemicu Kecelakaan Tragis Pemotor Lansia di Daan Mogot Jakbar
-
BRIN Jelaskan Penyebab Dentuman dan Kilatan Cahaya Langit Cirebon: Benar Meteor?
-
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Ajukan Perda untuk Perkuat Peran Pondok Pesantren
-
Kabar Meteor Jatuh di Cirebon Bikin Geger, Polisi Langsung Cek ke Lokasi
-
Instruksi Prabowo ke Cak Imin: Periksa dan Perbaiki Struktur Pondok Pesantren!
-
Cek Kebersihan MBG, Prabowo Minta BGN Segera Lengkapi Dapur dengan Test Kit