-
Komaruddin Hidayat menilai kemajuan teknologi, termasuk AI, harus diimbangi dengan penerapan etika dan moralitas di ruang publik.
-
Ia menekankan bahwa hukum tanpa moral hanyalah aturan kosong yang kehilangan nilai kemanusiaannya.
-
Komaruddin mencontohkan budaya malu di Jepang sebagai cerminan etika pejabat publik, dan menyindir pejabat di Indonesia yang cenderung “maju terus” meski gagal.
Suara.com - Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat menyoroti pentingnya etika dan moralitas dalam kehidupan publik, termasuk di kalangan pejabat negara. Ia menilai, kemajuan masyarakat di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tidak hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi, tetapi juga penerapan etika yang menjadi dasar dalam bertindak dan berkomunikasi.
Hal itu disampaikan Komaruddin dalam forum Dewan Pers bersama sejumlah media bertajuk “Literasi Media di Era Artificial Intelligence (AI)” di Jakarta, Kamis (9/10).
"Kaitannya dengan AI ini, karena informasi itu sangat bertebaran pengaruhnya dalam mempengaruhi perilaku, emosi, pikiran masyarakat, sehingga salah satu ciri masyarakat yang maju, surat kabar yang maju, itu yang menunjukkan prinsip-prinsip keadaban," ujar Komaruddin saat menyampaikan sambutannya.
Dia menekankan bahwa etika dan moral harus diutamakan dalam kehidupan bermasyarakat. Kedua hal tersebut bahkan harus berada di hukum negara. Ia menegaskan bahwa hukum tetap diperlukan. Tetapi tanpa moralitas, hukum kehilangan jiwanya.
"Hukum itu diperlukan. Tapi jika hukum dipisahkan dari moralitas itu seperti badan yang rohnya dipisahkan. Etika itu rohnya hukum," tuturnya.
Komaruddin mencontohkan Jepang sebagai negara yang menegakkan moral dan rasa malu sebagai bagian dari budaya mereka. Menurutnya, di negara maju, pejabat publik atau menteri yang gagal menjalankan tugas tidak menunggu proses hukum untuk bertanggung jawab, tetapi mundur atas dasar etika.
"Jepang itu tidak bicara hukum lagi, tapi moral. Kalau seorang Menteri gagal, dia malu, dia mundur. Kalau cari pasalnya (aturan menteri harus mundur) enggak ada. Tapi menurut etika, tradisi moral sana," ucap Komaruddin.
Dia kemudian menyindir kondisi di Indonesia yang dinilainya masih jauh dari tradisi semacam itu.
"Kalau di sini enggak ada yang melarang bahwa Menteri gak harus mundur, maju terus. Jadi beda," ujarnya.
Baca Juga: Komaruddin Hidayat Jadi Ketua Dewan Pers Periode 20252028, Ini Susunan Kepengurusannya
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
Terkini
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak
-
Khawatir NU Terpecah: Ini Seruan dari Nahdliyin Akar Rumput untuk PBNU
-
'Semua Senang!', Ira Puspadewi Ungkap Reaksi Tahanan KPK Dengar Dirinya Bebas Lewat Rehabilitasi
-
Berkaca dari Tragedi Alvaro, Kenapa Dendam Orang Dewasa Anak Jadi Pelampiasan?
-
DPR Sebut Ulah Manusia Perparah Bencana Sumatera, Desak Ditetapkan Jadi Bencana Nasional
-
Ngeri! Gelondongan Kayu Hanyut Saat Banjir Sumut, Disinyalir Hasil Praktik Ilegal?
-
Rentetan Proses Pembebasan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Keppres Keluar Pagi, Bebas di Sore Hari
-
Tindak Lanjuti Arahan Presiden, Mendagri Minta Pemda Segera Data Jembatan Rusak Menuju Sekolah
-
Bebas dari Rutan KPK, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Ucapkan Terima Kasih ke Prabowo hingga Netizen
-
Lambaian Tangan Penuh Arti Ira Puspadewi Usai Resmi Bebas Berkat Rehabilitasi